Denpasar (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster melaporkan progres pengembangan pengelolaan sampah menjadi energi listrik (PSEL) di Bali ke Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono.
“Kami telah menyiapkan apa yang dipersyaratkan pemerintah pusat yaitu menyiapkan lahan seluas minimal 5 hektare dan memastikan produksi sampah minimum 1.000 ton per hari,” kata Koster di Ekowisata Batu Lumbang, Denpasar, Senin.
Di hadapan Menko IPK, Gubernur Bali menjelaskan nantinya sampah yang akan diolah menjadi energi listrik di infrastruktur tersebut bersumber dari Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.
Pemprov Bali juga menyiapkan regulasi tingkat daerah terkait pelaksanaan proyek yang diproses melalui Danantara itu, selanjutnya setelah siap maka akan diajukan ke kementerian terkait.
Baca juga: Atasi sampah, Menteri LH konfirmasi 7 potensi lokasi pembangunan PSEL
Koster menjelaskan Bali sebagai daerah pariwisata menghadapi masalah pencemaran lingkungan yang cukup tinggi, ekosistem alam yang rusak akibat tergerus kecepatan laju pembangunan terutama di sektor pariwisata.
“Pariwisata selain memberi manfaat positif juga berdampak negatif terhadap ekosistem lingkungan di Bali, oleh karena itu kami tengah berupaya keras untuk mengatasi masalah ekosistem ini terutama sekali yang berkaitan dengan permasalahan sampah,” ujarnya.
Ia menjelaskan selama ini yang menjadi masalah adalah proses pengelolaan sampah dimana hanya ditumpuk, angkut, dan buang, hingga akhirnya menyebabkan tempat pembuangan akhir (TPA) Suwung menjadi gunung sampah.
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.