Palangka Raya (ANTARA) - Kalau diibaratkan pasangan, kata digitalisasi dan kata pelosok mungkin sulit untuk dibilang pasangan serasi, dan menyatukan keduanya bisa jadi dianggap "jauh panggang dari api."

Digitalisasi tergambar sebagai simbol kemajuan, efisiensi, dan masa depan, sehingga sangat cocok bila disandingkan dengan kota-kota besar yang padat, serba ada maupun serba maju.

Kebalikan dari pelosok, tergambar sebagai daerah yang jauh, sulit dijangkau, apalagi tersentuh oleh pesatnya perkembangan zaman seperti halnya digitalisasi.

Namun, pemikiran atau pandangan seperti itu terpatahkan oleh kondisi pembelajaran di SMA Negeri 1 Bukit Raya yang berada di Tumbang Kajamei, Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).

Sebagai gambaran, SMA Negeri 1 Bukit Raya memiliki jarak sekitar 369 kilometer dari ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah yaitu Kota Palangka Raya.

Untuk sampai di lokasi SMA Negeri 1 Bukit Raya berada, tak hanya dengan menggunakan moda transportasi darat, tetapi biasanya sebagian perjalanannya memerlukan moda transportasi air.

Dengan gambaran singkat tersebut, tidak salah jika ini termasuk dalam kategori salah satu daerah pelosok di wilayah Kalimantan Tengah.

Arsip - Aktivitas pembelajaran dengan penerapan digitalisasi di SMA Negeri 1 Bukit Raya beberapa waktu lalu. (ANTARA/HO-SMAN 1 Bukit Raya)

Kendati di pelosok, kegiatan belajar dan mengajar di SMA Negeri 1 Bukit Raya sudah menerapkan digitalisasi pembelajaran, yakni menggunakan TV interaktif atau papan tulis digital.

Saat ini di SMA Negeri 1 Bukit Raya ada sebanyak 71 orang peserta didik mulai dari kelas X, XI dan XII, serta 10 orang tenaga pendidik dan beberapa staf pendukung lainnya.

Baca juga: Kalteng akselerasi pembangunan pendidikan dengan digitalisasi

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.