Jakarta (ANTARA) - Di tengah pergeseran dunia menuju ekonomi hijau dan energi bersih, perbincangan tentang pertambangan kerap terjebak dalam dua kutub ekstrem. Satu memandangnya sebagai sumber masalah lingkungan, sedangkan yang lain melihatnya semata sebagai penggerak ekonomi.

Padahal, realitasnya jauh lebih kompleks dari itu. Pertambangan bukan sekadar urusan industri atau pemerintah, melainkan fondasi bagi masa depan teknologi rendah karbon yang menjadi cita-cita dunia.

Dari pertambangan nikel yang menjadi bahan utama baterai kendaraan listrik, hingga tembaga yang menghantarkan listrik dari pembangkit energi surya, semua inovasi menuju masa depan berkelanjutan, bergantung pada hasil tambang.

Karena itulah, keterlibatan generasi muda, terutama mahasiswa, menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa transformasi pertambangan ini berjalan dengan cara yang bertanggung jawab dan berkeadilan.

Mahasiswa tidak hanya mewakili masa depan, mereka juga memegang peran strategis dalam membentuk arah kebijakan dan praktik industri ke depan, termasuk di pertembangan.

Mereka adalah calon pengambil keputusan, peneliti, jurnalis, aktivis, bahkan pengusaha yang akan menentukan seperti apa wajah pertambangan Indonesia dalam beberapa dekade ke depan.

Sayangnya, banyak dari mereka yang belum melihat sektor pertambangan ini sebagai bagian dari solusi. Pertambangan masih sering dianggap sebagai kegiatan masa lalu yang identik dengan kerusakan alam dan eksploitasi sumber daya.

Padahal, di tengah transisi menuju energi bersih, sektor pertambangan ini justru menjadi kunci yang menentukan apakah transformasi akan berhasil atau tidak.

Karena itulah keterlibatan generasi muda, terutama mahasiswa, menjadi sangat penting untuk memastikan transformasi pertambangan ini berjalan dengan cara yang bertanggung jawab dan berkeadilan.

Mahasiswa tidak hanya mewakili masa depan, mereka juga memegang peran strategis dalam membentuk arah kebijakan dan praktik industri, khususnya di pertambangan.

Mereka adalah calon pengambil keputusan, peneliti, jurnalis, aktivis, bahkan pengusaha yang akan menentukan wajah pertambangan Indonesia dalam beberapa dekade ke depan.

Hanya saja, banyak dari mereka yang belum melihat sektor pertambangan ini sebagai bagian dari solusi. Pertambangan masih sering dianggap sebagai kegiatan masa lalu yang identik dengan eksploitasi alam.

Padahal, di tengah transisi menuju energi bersih, sektor pertambangan ini justru menjadi kunci keberhasilan transformasi tersebut. Karena itu, penting bagi dunia kampus untuk mulai menjembatani kesenjangan pemahaman ini.

Mahasiswa perlu dibekali perspektif bahwa isu pertambangan tidak dapat dipisahkan dari isu lingkungan, teknologi, sosial, dan ekonomi. Setiap inovasi energi terbarukan, mulai dari panel surya, baterai litium, hingga jaringan listrik pintar tidak akan terwujud, tanpa keterlibatan sektor pertambangan.

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.