Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mengatakan tengah mengusahakan pengembalian benda-benda sejarah atau repatriasi dari Jerman yang meliputi manuskrip.

“Kita juga sedang berusaha untuk mengembalikan repatriasi sejumlah artefak dari Jerman, kita harapkan ini, manuskrip-manuskrip Batak, termasuk manuskrip yang dimiliki oleh Sisingamangaraja, senjata-senjatanya Sisingamangaraja,” kata Fadli saat ditemui di Jakarta, Selasa.

Fadli mengakui telah bertemu dengan salah satu Ahli Manuskrip dari Jerman Dr. Ulrich "Uli" Kozok terkait benda sejarah dan artefak, ia akan berkirim surat kepada pemerintah Jerman terkait pengembalian sejumlah benda-benda sejarah asal Indonesia.

Baca juga: Belanda pastikan pemulangan artefak Nusantara sebelum akhir tahun

Tak hanya Jerman, ia juga tengah mengupayakan repatriasi benda sejarah Indonesia yang berada Belgia dan beberapa negara lainnya.

Sebelumnya, Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mengatakan bahwa pihaknya tengah mengupayakan agar beberapa koleksi bersejarah seperti keris dan benda pusaka kerajaan dapat menyusul kembali ke Indonesia dari Belanda.

“Kita ingin koleksi-koleksi bersejarah, keris-keris bersejarah yang akan juga kita minta untuk dikembalikan,” ujar Fadli di Jakarta (2/10).

Baca juga: Pemerintah prioritaskan repatriasi benda bersejarah kolonial

Menurut Menbud, keris milik Teuku Umar, keris Nogo Siluman yang kemungkinan milik Pangeran Diponegoro hingga koleksi dari raja-raja Jawa tersebar di beberapa museum di Belanda.

Hal ini menyusul pemulangan puluhan ribu koleksi fosil sejarah yaitu koleksi Eugene Dubois dari Kerajaan Belanda.

Repatriasi ini termasuk koleksi fosil Homo erectus yang dikenal sebagai Java Man. Keputusan repatriasi ini disampaikan pemerintah Belanda kepada Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon melalui Surat Penyataan Kehendak atau Letter of intent atau LOI.

Baca juga: Pemerintah siapkan tim ahli untuk meneliti artefak yang dipulangkan

Pengembalian koleksi fosil Dubois kepada pemerintah Indonesia berlangsung bertepatan dengan kunjungan kerja Presiden RI Prabowo Subianto ke Belanda.

Menteri Kebudayaan RI mengatakan, pengembalian koleksi fosil yang menjadi rujukan penting dalam studi evolusi manusia menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu peradaban tertua di dunia.

Keputusan ini didasarkan pada rekomendasi Komite Koleksi Kolonial Belanda yang menyimpulkan bahwa koleksi tersebut tidak sah menjadi milik Belanda dan diperoleh dengan cara yang merugikan masyarakat setempat di Indonesia selama masa penjajahan oleh kolonial.

Baca juga: Menyambut kembalinya kepingan memori Indonesia dari Belanda

Baca juga: Indonesia pamerkan artefak yang dikembalikan AS pada Oktober

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.