Surabaya (ANTARA) - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur kembali mengidentifikasi tiga jenazah korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo.

“Tim telah berhasil melaksanakan identifikasi terhadap empat kantong jenazah yang terdiri atas tiga jenazah dan satu body part,” ujar Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabiddokes) Polda Jawa Timur Kombes Pol M. Khusnan Marzuki di RS Bhayangkara Surabaya, Selasa malam.

Khusnan menjelaskan hasil identifikasi menunjukkan kecocokan antara data postmortem dan antemortem dari tiga korban serta satu korban yang masih hidup.

Kantong jenazah bernomor postmortem RSBB 029 teridentifikasi melalui DNA dan medis cocok dengan nomor antemortem 002 atas nama Ubay Dinhaiazkal Askia (15), warga Dusun Batoporo Timur, Kedungdung, Sampang.

Kantong jenazah bernomor postmortem RSPB 036 teridentifikasi melalui DNA, medis, dan properti pribadi cocok dengan antemortem 063 atas nama M. Muhfi Alvian (16), warga Perum The Sun Village C14, Damarsi, Buduran, Sidoarjo.

Sementara kantong jenazah dengan nomor postmortem RSBP 053, RSBP 056, dan RSBP 062 teridentifikasi sebagai satu identitas, yakni Abdul Halim (16), warga Bulak Banteng Madya, Kenjeran, Surabaya.

Selain itu, satu kantong dengan nomor postmortem RSBP 035B melalui uji DNA cocok dengan korban Nur Ahmad Ramatulloh yang masih hidup.

“Untuk body part ini merupakan korban yang dilakukan amputasi di lokasi. Kami juga lakukan tes DNA, dan nanti tergantung keluarganya apakah diambil atau kami kirim ke sana,” katanya.

Hingga Selasa, tim gabungan DVI Polda Jatim telah berhasil mengidentifikasi 58 korban dari 67 kantong jenazah yang diterima. Dari total 63 laporan korban hilang, masih tersisa lima korban yang belum ditemukan.

Baca juga: BNPB ingatkan pentingnya bangunan pendidikan yang layak pakai
Baca juga: Cak Imin ungkap alasan pemerintah bantu bangun Al Khoziny pakai APBN

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.