Ini baru pertama kali ada Presiden yang menyatakan isu tentang narkoba menjadi isu prioritas Presiden yang masuk ke dalam Asta Cita ke 7
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi DKI Jakarta Brigjen Pol. Awang Joko Rumitro mengapresiasi TNI AL, terkhusus jajaran Komando Daerah Angkatan Laut (Kodaeral) III karena menggagalkan penyelundupan sabu seberat 10 kilogram ke Jakarta di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
"Kami mewakili BNN mengucapkan selamat kepada komandan Kodaeral III beserta jajaran yang telah bekerja sama bisa mengungkap (penyelundupan) sabu," kata Awang saat jumpa pers di markas Kodaeral III, Jakarta Utara, Rabu.
Menurut Awang, tangkapan 10 kilogram sabu merupakan jumlah yang cukup besar untuk barang yang akan disebarkan di Jakarta.
Hasil tangkapan tersebut, menurut Awang, merupakan bukti bahwa jajaran penegak hukum dan TNI AL berkolaborasi dengan baik dalam menindak peredaran narkoba.
Awang melanjutkan prestasi yang ditorehkan Kodaeral III ini juga sejalan dengan semangat Presiden Prabowo dalam memberantas peredaran narkoba.
"Ini baru pertama kali ada Presiden yang menyatakan isu tentang narkoba menjadi isu prioritas Presiden yang masuk ke dalam Asta Cita ke 7," jelas Awang.
Awang berharap pengungkapan kasus ini bisa menjadi pemicu semangat seluruh elemen, termasuk masyarakat untuk terus bekerja sama memberantas peredaran narkoba.
Baca juga: BNN Jakarta: 10 kg sabu yang masuk lewat Tanjung Priok dari Malaysia
Sementara itu, Komandan Kodaeral III Laksamana Muda TNI Uki Prasetia dalam jumpa pers itu menjelaskan pihaknya menggagalkan penyelundupan sabu seberat 10 kilogram di Pelabuhan Penumpang Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Senin (13/10) lalu.
Dia menjelaskan penangkapan itu bermula dari masuknya informasi intelijen yang mengatakan akan ada aksi penyelundupan sabu dari Pontianak ke Jakarta.
Uki melanjutkan, info tersebut mengatakan sabu akan dibawa oleh beberapa orang yang menumpang KM Kelimutu dari Pelabuhan Pontianak menuju Pelabuhan Tanjung Priok.
Berdasarkan informasi tersebut, kata Uki, petugas langsung bergegas menjaga pintu masuk penumpang khusus penumpang dari kapal pada Senin.
Sekitar pukul 03.00 WIB, penumpang pun mulai berdatangan, namun di tengah ramainya penumpang, petugas mencurigai satu orang penumpang.
Penumpang yang dicurigai itu lalu diperiksa menggunakan mesin x-ray dan pemeriksaan manual secara mendalam. Benar saja, petugas TNI AL menemukan tiga kantong berisi sabu yang ditempelkan ke badan pelaku.
"Tiga kantong itu ditemukan di korset yang menempel di badannya. Kantong itu dilapisi lakban," kata Uki.
Baca juga: BNN dan Pemprov komitmen jadikan Jakarta lebih aman dari narkoba
Setelah pelaku pertama diinterogasi oleh PAM Pelni dari TNI AL, petugas mendapat info bahwa tiga pelaku lain yang datang bersama pelaku pertama berhasil lolos dari pemeriksaan di pelabuhan.
Petugas pun langsung mencari tiga pelaku tersebut hingga ke wilayah parkiran pelabuhan. Petugas pun akhirnya menemukan tiga pelaku yang nyaris kabur itu.
"Ketiganya sudah berada di dalam mobil yang akan berjalan, namun berhasil dihentikan," ujar Uki.
Keempat pelaku pun dibawa ke pihak Polres Pelabuhan Tanjung Priok untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, petugas menyita total 16 kantong bersisi sabu dengan berat keseluruhan mencapai 10,344 kilogram.
Kini, keempat pelaku sedang menjalani pemeriksaan lebih lanjut di Polda Metro Jaya.
Uki menjelaskan pengungkapan kasus ini merupakan bentuk komitmen dari TNI AL dalam memberantas peredaran narkoba.
Dia berharap jajarannya dapat terus meningkatkan pengawasan di laut agar barang-barang haram tersebut tidak masuk ke Jakarta.
Pewarta: Walda Marison
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.