Surabaya, Jawa Timur (ANTARA) - Bayer Indonesia melalui program Better Life Farming memperluas pendampingan bagi petani kecil di berbagai daerah untuk mempermudah akses terhadap pembiayaan, asuransi, dan teknologi pertanian.

Corporate Communication Manager Bayer Indonesia, Sri Libri Kusnianti mengatakan bahwa program tersebut menjadi bagian dari kontribusi perusahaan dalam mendukung upaya pemerintah memperkuat ketahanan pangan nasional.

“Melalui Better Life Farming, kami membantu petani kecil agar mendapatkan akses ke lembaga keuangan, offtaker, asuransi pertanian, serta literasi ekonomi,” kata dia, menjawab pertanyaan ANTARA dalam diskusi bertajuk The Science Behind: Manufacturing Excellence of Agriculture Solution di Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu.

Menurut dia, pendampingan dilakukan sejak awal musim tanam hingga panen agar petani dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi perlindungan tanaman secara efisien dan berkelanjutan.

Selain aspek ekonomi, program tersebut juga mendukung target pembangunan berkelanjutan (SDGs) melalui pengurangan emisi gas rumah kaca dan efisiensi penggunaan air dalam proses produksi.

Sri Libri menambahkan, pihaknya terus memperbarui data dosis dan efektivitas penggunaan pestisida sesuai kondisi iklim, jenis lahan, dan perubahan demografi pertanian agar penerapan teknologi tetap relevan dengan kebutuhan petani di lapangan.

Beberapa gabungan kelompok tani (gapoktan) di daerah sentra pangan nasional seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Nusa Tenggara Barat turut dipersiapkan melalui pendampingan tim internal perusahaan bersama pemerintah daerah setempat.

“Fokus kami bukan mengubah iklim, tapi membantu petani beradaptasi lebih baik terhadap kondisi iklim dan pola serangan hama yang terus berubah,” katanya.

Sementara itu, Bayer Crop Science Site Lead Indonesia dan Malaysia, Muhammad Zoel Akbar menambahkan bahwa tantangan terbesar pertanian skala kecil dan menengah saat ini adalah persaingan harga di tengah lonjakan biaya produksi global yang luar biasa bahkan di antaranya ada yang mencapai 700 persen.

Untuk itu, perusahaan menerapkan efisiensi proses manufaktur yang ada di dalam negeri guna menekan biaya dan mempertahankan harga yang wajar bagi petani.

Pabrik milik Bayer Indonesia di kawasan industri Rungkut, Surabaya saat ini dilaporkan mampu memproduksi berbagai jenis fungisida dan insektisida dengan kapasitas hingga 12 juta kilogram per tahun secara mandiri.

Sebanyak 60 persen dari hasil produksi dialokasikan untuk kebutuhan domestik dan 40 persen lainnya diekspor ke lebih dari 10 negara di kawasan Asia dan Australia.

“Kami menjalankan continuous process excellence agar proses produksi efisien dan tepat sasaran sehingga tidak menambah beban harga di tingkat petani,” katanya.

Zoel menegaskan stabilitas pasokan pestisida menjadi kunci dalam mendukung program pemerintah menjaga ketahanan pangan nasional di tengah tekanan iklim dan dinamika ekonomi global.

Baca juga: Bayer pastikan pasokan pestisida stabil di tengah gejolak harga global

Baca juga: Pengamanan ganda cegah produk pertanian palsu yang merugikan petani

Baca juga: Industri pestisida asal Jerman gandeng SMK siapkan tenaga kerja hijau

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.