Ini puncaknya bencana kabut asap"
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Abetnego Tarigan mengatakan bahwa asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Sumatera serta Kalimantan yang terjadi tahun ini menjadi puncak bencana kabut asap dari tahun-tahun sebelumnya.

"Ini puncaknya bencana kabut asap," kata Abetnego saat dihubungi ANTARA News dari Jakarta, Sabtu.

Menurutnya, siklus kabut asap terjadi dalam setiap sepuluh tahun sebelumnya, yakni pada tahun 1998 kemudian tahun 2008.

"Kalau dulu siklusnya 10 tahun, sekarang tujuh tahun. Ini harus jadi perhatian peemerintah," ujarnya.

Abetnego mengatakan, lebih cepatnya siklus tersebut disebabkan oleh beberapa faktor termasuk situasi lingkungan yang semakin buruk serta dampak perubahan iklim. Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah harus menyikapi bencana yang telah mengakibatkan puluhan juta orang terpapar asap itu dengan serius dan cepat.

"Ini dibutuhkan emergensi respon. Pemerintah harus total, termasuk dari strukturalnya, seperti soal perizinan dan pelrindungan gambut. Kalau tidak, akan terjadi lagi, terbakar lagi," tutur Abetnego.

ia menambahkan bahwa lahan gambut harus benar-benar dilindungi karena sejak tahun 1997, titik api berada di lahan gambut. Menurutnya, pemerintah harus segera meninjau kembali kebijakan yang masih bersikap permisif atas perlindungan lahan gambut.

"Lahan gambut tidak usah diutak atik lagi, lahan gambut harus dilindungi," katanya.

Selain itu, tambahnya, pemerintah harus melihat kerugian yang diderita masyarakat yang terkena bencana kabut asap serta dampaknya terhadap ekosistem.

Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebanyak 22,6 juta jiwa terpapar asap di Sumatera dan 3 juta jiwa di Kalimantan.

Hingga Jumat (11/9), ada 665 titik panas terdeteksi di wilayah Sumatera, termasuk Sumatera Selatan (475), Bengkulu (10), Jambi (83), Bangka Belitung (45), Lampung (25), Riau (12), Sumatera Barat (8), Kepulauan Riau (5), Sumatera Utara dan Aceh (1). BNPB juga menyatakan bahwa hampir 80 persen wilayah Kalimantan tertutup asap dengan tingkat kepekatan sedang hingga tinggi.

Pewarta: Monalisa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015