Sungailiat (ANTARA) - Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mendata sebanyak 9.801 anak layak masuk sebagai calon siswa atau peserta didik Sekolah Rakyat.

Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Bangka, Ahmad Suherman di Sungailiat, Kamis, mengatakan 9.801 anak itu berasal dari latar belakang keluarga miskin atau keluarga yang tercatat dalam daftar Program Keluarga Harapan (PKH).

"Ribuan calon peserta didik Sekolah Rakyat itu untuk jenjang pendidikan sekolah dasar sampai sekolah menengah atas," jelas dia.

Untuk mempercepat pelaksanaan proses belajar mengajar di Sekolah Rakyat, pihaknya akan melakukan rehab di salah satu sekolah yang dianggap layak.

"Kami memilih melakukan rehab gedung sekolah yang sudah tersedia karena kalau melakukan pembangunan gedung baru akan memakan waktu lama, sementara pelaksanaan pendidikan Sekolah Rakyat ditargetkan tahun 2025-2026 sudah berlangsung," ujar dia.

Ia menjelaskan siswa yang belajar di Sekolah Rakyat dijamin kebutuhan oleh pemerintah secara gratis mulai dari tempat tinggal di asrama hingga makan.

"Siswa diasramakan untuk memastikan mendapatkan pendidikan dan pengasuhan yang optimal," jelas dia.

Sekolah Rakyat yang dikembangkan oleh Kementerian Sosial adalah sebuah program pendidikan inklusif berasrama yang menyasar anak-anak dari keluarga miskin ekstrem.

"Hasil kunjungan kerja di Sekolah Rakyat di Palembang, Sumatera Selatan cukup memotivasi dikembangkan di Kabupaten Bangka karena sekolah itu representatif dengan dilengkapi sarana pendukung pendidikan," kata Suherman.

Sekolah Rakyat mengutamakan penguatan karakter, kompetensi dasar akademik, dan pembinaan kedisiplinan dengan mengadopsi kurikulum nasional yang dikombinasikan dengan pendekatan kontekstual sesuai kebutuhan dan lingkungan siswa.

Baca juga: Menteri PU mulai bangun Sekolah Rakyat Tahap II di 104 lokasi
Baca juga: Mensos targetkan 500 ribu keluarga mandiri melalui Sekolah Rakyat

Pewarta: Kasmono
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.