New York City (ANTARA) - PBB menyebut emisi CO2 yang berkelanjutan dari aktivitas manusia dan lonjakan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), serta berkurangnya penyerapan CO2 oleh "penyerap alami" seperti ekosistem darat dan laut, menjadi faktor penyebab peningkatan kadar CO2 di atmosfer.

Mengutip Buletin Gas Rumah Kaca dari Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO) PBB yang dirilis pada Rabu, Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, menyampaikan dalam sebuah taklimat pers harian bahwa konsentrasi metana dan dinitrogen monoksida, yang merupakan gas rumah kaca berumur panjang terpenting kedua dan ketiga yang berkaitan dengan aktivitas manusia, meningkat hingga mencapai rekor baru.

Dia juga menekankan bahwa pengurangan emisi menjadi sangat penting tidak hanya bagi iklim, tetapi juga bagi ketahanan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Wakil Sekretaris Jenderal WMO Ko Barrett memperingatkan bahwa panas yang terperangkap oleh CO2 dan gas-gas rumah kaca lainnya mempercepat perubahan iklim dan memicu cuaca yang lebih ekstrem.



Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.