Jakarta (ANTARA) - Pakar kesehatan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) DKI Jakarta dr. Ida Gunawan, MS, Sp.G.K, Subsp. K.,M, FINEM menyarankan perempuan yang menjelang ataupun yang masih jauh memasuki menopause agar menerapkan gaya hidup sehat.

Dia mengatakan bahwa kenaikan berat badan sekitar 50 persen secara umum menjadi salah satu dampak pada wanita perimenopause.

“Berat badan naik, mood naik turun, ada yang stres, begitu stres makannya 10 kali lipat,” kata dr. Ida dalam diskusi yang digelar di Jakarta, Kamis.

Karenanya, ia menyarankan menerapkan gaya hidup sehat dengan mengatur pola makan, memperhatikan tidur, serta senantiasa berpikiran positif.

Untuk menghindari stres, ia menyarankan agar bersyukur atas kondisi saat ini dan menerima tubuh apa adanya.

Baca juga: Perminesia sebut penurunan estrogen tingkatkan risiko penyakit

Terapi hormon menopause, menurutnya juga dapat dilakukan bagi perempuan di bawah usia 60 tahun atau 10 tahun pertama setelah menopause.

Terapi ini dilakukan dengan mempertimbangkan kesehatan, kebutuhan pencegahan dan preferensi pasien.

Meski demikian, perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat menjadi investasi jangka panjang bagi perempuan menopause serta mampu mendukung keberhasilan terapi.

Selain kenaikan berat badan, wanita pada masa transisi perimenopause juga mengalami kenaikan pada lemak visceral dari 5-8 persen berat badan total menjadi 10-15 persen dari berat badan total.

Meski demikian, tidak semua lemak dalam tubuh sebaiknya dihilangkan, ada lemak esensial yang harus ada dalam tubuh.

Baca juga: Cokelat hitam sampai kurma membantu menjaga kesehatan pascamenopause

Dan terdapat lemak lain yakni visceral yang ada di dalam organ tubuh, pada menopause lemak ini dapat naik dua kali lipat sehingga meningkatkan insulin resisten.

“Jadi orangnya nanti makin hari makin naik beratnya. Gula darahnya ikut naik, tekanan darah naik, asam urat pun datang kemudian jantungnya dapat juga (gangguan). Dan inilah yang menyebabkan risiko jantung metabolit meningkat,” katanya.

Pada periode ini, perempuan juga akan dihadapkan pada penurunan massa otot. Karenanya, ia menyerukan untuk melakukan latihan otot.

Ia pun menyarankan bagi perempuan yang memasuki masa transisi menopause bila merasa mengalami obesitas maka agar berkonsultasi dengan ahli untuk mengobati obesitas.

“Kalau dulu obesitas bukan penyakit, sekarang obesitas adalah penyakit. Diobati, jangan hanya dibiarkan saja,” jelasnya.

Upaya pengobatan obesitas dapat juga dilakukan dengan memperbaiki komposisi tubuh, menurunkan berat badan, menerapkan gaya hidup yang juga dapat dilakukan dengan berkonsultasi dengan dokter.

Baca juga: Jenis dan gejala menopause wanita: Kenali perubahannya pada tubuh Anda

Baca juga: Dokter ungkap kaitan kanker serviks dan menopause

Baca juga: Hati-hati menggunakan obat menopause

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.