Pada kejurnas ini hanya dipertandingkan lima cabang olahraga. Kami sempat mendapatkan protes karena di ASEAN Paralympic 2015 akan dipertandingkan 13 cabang,"
Solo (ANTARA News) - Kejuaraan nasional pertama khusus untuk atlet difabel digelar di Solo, Jawa Tengah, sedikitnya diikuti 494 peserta dari 25 provinsi yang dipromotori oleh NPC Indonesia serta Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

"Pada kejurnas ini hanya dipertandingkan lima cabang olahraga. Kami sempat mendapatkan protes karena di ASEAN Paralympic 2015 akan dipertandingkan 13 cabang," kata Ketua Panitia Pelaksana NPC Indonesia, Rio Suseno di sela pembukaan Kejurnas NPC Indonesia 2015 di Hotel Dwangsa Solo, Minggu.

Menurut dia, ada beberapa alasan kenapa jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan hanya lima yaitu cabang tersebut merupakan unggulan kontingen Indonesia setiap turun dikejuaraan internasional. Cabang olahraga yang dipertandingkan adalah catur, renang, atletik, Angkat berat dan tenis meja.

"Ini adalah cabang unggulan kita. Makanya setiap turun dikejuaraan internasional harus mampu menjadi juara umum dimasing-masing cabang," katanya menambahkan.

Rio mengaku bangga dengan tingginya partisipasi daerah pada kejuaraan yang didukung penuh oleh Kemenpora itu. Hal tersebut menunjukkan jika dorongan atlet daerah untuk berprestasi dan bisa memperkuat Indonesia pada kejuaraan internasional tinggi.

Kejurnas NPC Indonesia 2015 dipusatkan di Kota Solo. Ada beberapa tempat yang digunakan untuk kejuaraan termasuk di kompleks Sriwedari. Sesuai dengan jadwal, kejuaraan yang baru pertama kali digelar ini akan berlangsung hingga 17 September.

"Sekarang NPC telah diberikan banyak oleh negara. Makanya semua atlet harus mampu memberikan yang terbaik. Kesempatan ini harus digunakan dengan baik," kata Rio dengan tegas.

Sementara itu Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Djoko Pekik Irianto mengaku sangat mengapresiasi pelaksanaan Kejurnas NPC Indonesia 2015. Apalagi semua atlet yang ada diseluruh Indonesia membutuhkan kompetisi guna mengetahui kemampuannya.

"Memang benar kejurnas baru pertama kali digelar untuk skala besar. Kami berharap nantinya masing-masing cabang olahraga membuat kejurnas sendiri-sendiri agar tidak seperti Peparnas," kayany di sela pembukaan.

Menurut dia, atlet difabel Indonesia sudah mampu menunjukkan yang terbaik. Bahkan pada ASEAN Paragames di Myanmar mampu menjadi juara umum. Pada Asia Paragames di Incheon maupun di paralimpic juga mampu menyumbangkan medali.

"NPC harus mampu mengobati kekecewaan pada hasil SEA Games 2015 di Singapura. Minimal kita harus menyamai perolehan medali pada ASEAN Paragames Myanmar," katanya dengan tegas.

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015