Adanya gempa dengan frekuensi yang tinggi, magnitudo kurang dari 3,5 dapat mengindikasikan dua hal

Padang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan rentetan lindu 47 kali berturut-turut yang mengguncang Kabupaten Pasaman dan sekitarnya selama kurun waktu 14 Oktober hingga 16 Oktober pukul 08.00 WIB.

"Adanya gempa dengan frekuensi yang tinggi, magnitudo kurang dari 3,5 dapat mengindikasikan dua hal," kata Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Padang Panjang Suaidi Ahadi di Padang, Kamis.

Pertama, gempa tersebut merupakan foreshock yang mungkin akan diikuti gempa kuat (mainshock). Kedua, kejadian gempa itu merupakan rilis energi dari Segment Sianok yang sedang relaksasi menuju kestabilan.

Baca juga: BNPB paparkan siklus gempa Sumbar berkisar 50 hingga 100 tahun

Suaidi Ahadi mengatakan gempa tersebut terletak di Segmen Sianok bagian utara. Segmen ini merupakan bagian dari sesar besar Sumatera yang paling aktif dari lima segmen Sesar Sumatera yang melewati wilayah Sumatera Barat.

Pada kesempatan itu BMKG mengeluarkan sejumlah rekomendasi kepada pemerintah daerah dan masyarakat. Pertama, menguatkan edukasi mitigasi pada masyarakat yang bermukim di sekitar sesar aktif Sianok. Kedua, menjauhi tebing yang memiliki potensi longsor tinggi.

Terakhir, masyarakat diimbau memperhatikan aliran sungai di sekitar sesar aktif terkait antisipasi potensi adanya galodo atau banjir bandang.

Baca juga: Kemenkes siapkan 4 strategi dalam kesiapsiagaan megathrust di Sumbar

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.