Istanbul (ANTARA) - Kedutaan Besar Rusia di London, Rabu (15/10) memperingatkan bahwa sanksi baru Inggris terhadap dua raksasa minyak Rusia, Rosneft dan Lukoil, akan berdampak pada pasar energi global.

Moskow menilai upaya untuk “mencekik” perekonomian Rusia justru akan berbalik merugikan pihak yang menjatuhkan sanksi tersebut.

“Serangan terhadap perusahaan minyak dan gas terkemuka Rusia telah mengguncang pasar energi dunia dan pada akhirnya memengaruhi konsumen di seluruh dunia, termasuk warga Inggris dan pelaku usaha lokal,” ujar Kedutaan Rusia dalam pernyataannya.

Kedutaan juga menegaskan bahwa langkah tersebut akan memperburuk ketidakamanan energi di negara-negara Selatan Global.

“Bertentangan dengan pernyataan keras para pemimpin Inggris, pembatasan ini tidak akan memengaruhi kebijakan luar negeri Rusia,” tambahnya.

“Sudah saatnya London memahami bahwa upaya memeras Rusia dengan bahasa sanksi dan ancaman adalah tindakan yang sia-sia.” demikian pernyataan tersebut.

Pihak Kedutaan menilai kebijakan Inggris itu didorong oleh “keputusasaan yang meningkat di kalangan elite politik Inggris” di tengah “memburuknya posisi pasukan Ukraina di medan perang.”

Rusia menegaskan bahwa tekanan melalui sanksi hanya akan “memperumit dialog damai dan memperbesar eskalasi,” seraya menekankan bahwa Moskow akan terus mempertahankan kepentingan nasional serta menjaga stabilitas ekonominya.

Sebelumnya, pemerintah Inggris mengumumkan paket sanksi baru pada Rabu yang menargetkan Rosneft, Lukoil, sejumlah bank, serta puluhan kapal tanker dan perusahaan asal China, Uni Emirat Arab, India, Thailand, dan Singapura yang dituduh membantu pengangkutan minyak Rusia.

Langkah ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan London untuk membatasi pendapatan energi Rusia di tengah perang yang masih berlangsung di Ukraina.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Modi-Putin Lakukan Percakapan Telepon di tengah Tekanan AS soal Minyak

Baca juga: Uni Eropa adopsi paket sanksi ke-18 atas Rusia

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.