Syarat utama adalah melestarikan hutan yang menjadi habitat bunga rafflesia dan bunga bangkai"
Bengkulu (ANTARA News) - Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah mengatakan keberadaan hutan tropis yang merupakan habitat bunga langka Rafflesia bisa menjadi obyek ekowisata andalan daerah bila dikelola dengan baik.

Ia mengatakan, keunikan puspa langka itu dapat dijadikan sebagai obyek wisata minat khusus atau ekowisata yang semakin diminati wisatawan asing maupun domestik.

Rafflesia anoldii, salah satu jenis bunga rafflesia dan Amorphophallus titanum atau lebih dikenal dengan sebutan bunga bangkai merupakan dua puspa terbesar di dunia yang merupakan bagian dari kekayaan hutan hujan tropis Sumatera, termasuk Bengkulu.

"Syarat utama adalah melestarikan hutan yang menjadi habitat bunga rafflesia dan bunga bangkai," kata Gubernur.

Karena itu, Gubernur mengharapkan simposium internasional bunga rafflesia dan amorphopallus yang digelar di Kota Bengkulu dapat menghasilkan rencana aksi pengembangan dan pemanfaatan bunga rafflesia untuk pembangunan Bengkulu, terutama bidang konservasi dan wisata.

Simposium yang berlangsung pada 14 September hingga 16 September 2015 itu diikuti para peneliti dan kelompok masyarakat serta pelaku wisata.

Gubernur juga mengharapkan forum yang mempertemukan para pakar bunga langka itu juga dapat menghasilkan kalender rafflesia yakni satu panduan jadwal mekar bunga dalam setahun sehingga memudahkan promosi wisata.

Sebelumnya Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu Rudi Perdana mengatakan keberadaan bunga rafflesia tidak dapat dipisahkan dari wisata Bengkulu.

"Keberadaan rafflesia menginspirasi kami untuk menggelar Festival Bumi Rafflesia, setiap tahun," katanya.

Menurut Rudi, keunikan empat jenis bunga rafflesia masih dapat dinikmati di hutan tropis Bengkulu.

Selain jenis Rafflesia arnoldii, Bengkulu juga memiliki tiga jenis lainnya yakni hasselti, gadutensis dan bengkuluensis.

Ia mengharapkan pemerintah kabupaten dan kota dapat menjaga dan mengoptimalkan keberadaan puspa langka tersebut untuk menarik wisatawan ke daerah ini.

Pewarta: Helti Marini Sipayung
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015