Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo mengatakan revitalisasi Pasar Taman Puring, Jakarta Selatan, baru dilakukan jika para pedagang setempat sudah mencapai kesepakatan.
Pria yang akrab disapa Pram itu mengaku memiliki keinginan untuk segera membenahi kawasan tersebut.
“Saya sudah dua kali menerima para pedagang Taman Puring. Ketika kebakaran terjadi dan selesai, saya sebenarnya berkeinginan untuk segera melakukan perbaikan,” kata Pramono di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat.
Sayangnya, sambung dia, saat audiensi itu berlangsung, para pedagang menolak untuk dilakukan perbaikan secara terbuka.
Penolakan dari para pedagang pun dikatakan Pramono sempat viral. Untuk itu, dia menegaskan sebelum pemerintah bergerak, para pedagang harus terlebih dulu menyelesaikan persoalan internal mereka.
Dia tidak ingin proses revitalisasi pasar tersebut kembali terhambat seperti sebelumnya.
“Karena hal itu, saya sampaikan kepada para pedagang yang kemarin bertemu dengan saya, apalagi para pedagang ini kan kebanyakan dari Jawa Timur, mohon maaf mayoritas masyarakat Madura, dan saya cukup dekat dengan itu. Saya bilang, tolong dipastikan dulu, diselesaikan dulu di internal,” ujar Pramono.
Lebih lanjut, dia mengatakan revitalisasi tersebut tidak akan dijalankan jika para pedagang masih terpecah atau belum memberikan izin.
“Jangan kemudian nanti ketika pemerintah Jakarta akan melakukan perbaikan, mereka masih menolak seperti pada waktu ketika saya memang berkeinginan untuk melakukan perbaikan,” ungkap Pramono.
Seperti diketahui, Pasar Taman Puring sempat dilanda kebakaran pada 28 Juli 2025. Kejadian itu mengakibatkan sebanyak 600 kios terbakar.
Baca juga: Sudin PPKUKM masih mendata pedagang Taman Puring pascakebakaran
Baca juga: Kebakaran Pasar Taman Puring diduga berasal dari toko pakaian
Baca juga: Ini kronologi dan penyebab kebakaran Pasar Taman Puring
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.