...Sekolah seharusnya menjadi ruang yang aman bagi setiap anak untuk tumbuh, belajar, dan berinteraksi tanpa adanya rasa takut

Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi X DPR RI Sofyan Tan meminta Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) serta sekolah untuk memperkuat sistem pengawasan guna mencegah terjadinya perundungan.

"Sekolah seharusnya menjadi ruang yang aman bagi setiap anak untuk tumbuh, belajar, dan berinteraksi tanpa adanya rasa takut,” ujar Sofyan dikutip di Jakarta, Jumat.

Selain penguatan pengawasan, menurutnya juga diperlukan bimbingan konseling, serta penerapan satuan tugas anti-perundungan di setiap sekolah.

Hal tersebut dia sampaikan untuk merespons peristiwa perundungan kepada seorang siswa SMPN 1 Geyer, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah yang memakan korban jiwa. Menurutnya, kasus tersebut menjadi peringatan serius bagi dunia pendidikan terhadap lemahnya pengawasan dan pencegahan kekerasan di sekolah.

Baca juga: Mensos tak ingin terjadi perundungan di Sekolah Rakyat

“Saya mengucapkan duka cita mendalam atas meninggalnya siswa kelas 7 SMPN 1 Geyer, Angga Bagus Perwira akibat dugaan perundungan. Tentu kami prihatin atas kembali terjadinya kasus perundungan terhadap siswa di sekolah. Kasus ini sebagai peringatan serius bagi dunia pendidikan atas lemahnya pengawasan dan pencegahan kekerasan di sekolah," ucapnya.

Berikutnya, Sofyan juga menegaskan pentingnya pendidikan karakter dan empati sebagai bagian dari kurikulum nasional untuk mencegah kekerasan antar siswa. Lalu, diperlukan pula adanya penegakan hukum yang transparan dan adil di setiap kasus perundungan, tanpa ada upaya menutupi fakta yang sebenarnya.

“Kami juga meminta Polres Grobogan mengusut tuntas kasus tersebut secara profesional dan transparan agar adanya keadilan bagi keluarga korban. Semua itu tentu selain untuk menimbulkan efek jera baik bagi pelaku perundungan itu sendiri, serta menjadi contoh agar siswa atau pihak lain tidak melakukan hal serupa,” ujarnya.

Baca juga: Cegah bullying, MenPPPA ajak bangun budaya tanpa kekerasan di sekolah

Baca juga: Anggota DPR: Semua sekolah harus berkomitmen hapus perundungan

Diketahui, Angga ditemukan tidak bernyawa di ruang kelas VII pada Sabtu (11/10) sekitar pukul 11.00 WIB. Hal itu diduga akibat perundungan yang dilakukan teman sekelasnya.

Menurut pengakuan keluarga korban, korban sempat mengeluh sering mengalami perundungan, baik secara verbal maupun fisik, bahkan beberapa kali enggan masuk sekolah karena merasa takut.

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.