Surabaya (ANTARA News)  - Guru Besar "Law and Development Studies" pada Universitas Nagoya, Jepang, yang juga Ahli Hukum Indonesia, Prof Yuzuru Shimada PhD, memberi nilai 50 untuk hukum di Indonesia saat ini.

"50...," katanya ketika menjawab seorang penanya yang meminta untuk memberi nilai pada kondisi hukum di Indonesia saat menjadi pembicara dalam Kuliah Tamu di Universitas Narotama Surabaya, Senin.

Jawaban lugas itu disambut senyum sekitar 200 mahasiswa S2 dan S3 dari Fakultas Hukum Universitas Narotama Surabaya, termasuk Rektor Universitas Narotama Hj Rr Iswachyu Dhaniarti DS ST M.HP beserta Ketua Yayasan Pawiyatan Gita Patria yang menaungi Universitas Narotama, HR Djoko Soemadijo.

Dalam kuliah tamu dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang cukup fasih itu, Prof Yuzuru mengupas masalah pembangunan dan hukum serta cara agar peranan hukum bisa diterapkan dengan efektif.

Menurut dia, ilmu hukum tidak bisa berdiri sendiri dalam pembangunan maupun pengembangannya, karena pencapaian tujuan hukum memerlukan kerja sama dengan ilmu-ilmu lain, seperti ilmu ekonomi, politik, adat dan lainnya.

"Bahkan, ilmu lainnnya itu sangat diperlukan agar hukum bisa dibuat dan diterapkan dengan efektif," katanya.

Menjawab pertanyaaan lain tentang UMR yang mahal akan mendorong pengusaha pindah ke negara lain yang lebih rendah dalam upah, Prof Yuzuru mengatakan pengusaha yang pindah ke negara lain itu bukan hanya karena upah tapi juga karena kemudahan birokrasi.



Pameran Mahasiswa Asia

Sebanyak 50 karya mahasiswa dari Indonesia, Jepang, Thailand, dan Korea memeriahkan pameran "Internasional Packaging Desain" yang digelar oleh Asia Student Package Design Competition (ASPaC) di selasar Gedung P lantai 2 Universitas Kristen Petra (UKP) Surabaya, 14-18 September.

ASPaC diselenggarakan sejak tahun 2010 oleh Japan Foundation dan Japan Package Desaign Association (JPDA) yang merupakan sebuah wadah kompetisi bagi para mahasiswa desain dari Asia.

Menurut ketua program studi Desain Komunikasi Visual UKP, Aristarchus Pranayama MAdia, kemasan atau packaging yang unik dan menarik menjadi salah satu daya tarik bagi konsumen untuk membeli dan tak jarang lahir berbagai ide yang kreatif dari para desainer muda.

Pameran ini merupakan hasil lomba tahun lalu (2014), sebanyak 50 mockup akan dipamerkan di UK Petra. Hasil karya yang apik ini merupakan hasil terbaik dari lomba sebelumnya dengan tema Pioneer.

Pameran itu juga merupakan upaya The Japan Foundation untuk memperkenalkan kompetisi ini ke seluruh dunia agar peserta semakin banyak pada 2016.

Dalam kompetisi tahun 2014, salah satu mahasiswa program studi DKV UK Petra menyabet "Merit Award" dalam ajang lomba ASPaC yakni Sia William yang merancang kemasan bumbu rendang.

"Jadi, ia mencoba menggabungkan antara teknik modern dengan tradisional bumbu rendang itu sendiri," kata Aristarchus.

Karya Sia ini bersanding dengan karya-karya unik lainnya dari berbagai negara selama lima hari di UK Petra.

Pewarta: Edy M Yakub
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015