Ambon (ANTARA) - Provinsi Maluku menempati peringkat kedua dalam kategori Penggerak Daerah Terpencil pada ajang Mandaya Awards 2025 oleh Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia.
“Posisi pertama dalam kategori ini diraih oleh Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT),” kata Kepala Badan Penghubung Provinsi Maluku, Saiful Indra Patta di Ambon, Jumat.
Dirinya menjelaskan, Mandaya Awards merupakan bentuk apresiasi pemerintah pusat terhadap kontribusi nyata dari pemerintah daerah, lembaga, dunia usaha, akademisi, serta komunitas masyarakat dalam memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan nasional.
“Penghargaan yang diterima Provinsi Maluku menjadi bukti pengakuan atas keberhasilan pemerintah daerah dalam mendorong kemandirian masyarakat desa, khususnya di wilayah-wilayah terpencil,” kata dia menjelaskan.
Berkaitan dengan hal itu dirinya menegaskan pentingnya pendekatan berkelanjutan dalam membangun masyarakat yang mandiri.
“Ukuran keberhasilan pemberdayaan adalah meningkatnya kualitas hidup masyarakat menjadi berdaya, mandiri, dan bermartabat,” ujarnya.
Pernyataan ini sejalan dengan semangat yang ditunjukkan oleh Provinsi Maluku dalam memperkuat peran masyarakat di daerah terpencil melalui berbagai program pemberdayaan.
“Mandaya bukan sekadar penghargaan, tapi simbol perubahan paradigma: dari bantuan menjadi pemberdayaan, dari program menjadi gerakan, dari ide menjadi dampak nyata,” tegasnya.
Sementara itu berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia, tingkat kemiskinan nasional saat ini masih berada di angka 8,47 persen dan indeks ketimpangan sosial 0,375.
Tingkat kemiskinan di Maluku sebesar 16,05 persen, dengan total penduduk miskin sekitar 287,8 ribu jiwa. Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan dengan Maret 2023.
Oleh karena itu lanjutnya, pemerintah sedang merencanakan kebijakan yang menjadi investasi sosial untuk meningkatkan produktivitas masyarakat, bukan menciptakan ketergantungan.
“Setiap kebijakan yang dilakukan pemerintah daerah ditargetkan menjadi investasi sosial yang menumbuhkan produktivitas, bukan ketergantungan,” pungkasnya.
Baca juga: Denpasar raih penghargaan Mandaya Awards dari Kemenko PM
Baca juga: Dorong pemberdayaan masyarakat, Kemenko PM gelar Mandaya Award
Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.