Kudus (ANTARA) - Sebanyak 271 atlet dari 34 provinsi di Indonesia bersiap memulai petualangan mereka dalam kompetisi pencak silat pada PON Bela Diri Kudus 2025.

"Jumlah kelas yang dipertandingkan sebanyak 16 kelas, sedangkan ketentuannya masing-masing kontingan maksimal bisa memilih 10 kelas dari total kelas yang disediakan," kata Anggota Lembaga Wasit Juri Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) Agung Nugroho di Kudus, Jumat.

Ia menyambut positif PON Bela Diri 2025 karena menjadi ajang menjaring bibit-bibit pencak silat sebagai bagian dari regenerasi atlet untuk level lebih tinggi.

Antusiasme peserta dalam mengikuti PON Bela Diri ini cukup tinggi.

Kelas-kelas ringan seperti kelas A, B, C, dan D, sampai diikuti 30 hingga 34 atlet per kelas.

Sementara pada kelas berat seperti F, G, dan H, jumlah peserta relatif lebih sedikit karena tidak semua daerah memiliki atlet dalam kategori ini.

Baca juga: Lima pesilat Sumatera Utara lewati hadangan pertama PON Bela Diri 2025

"Secara umum jumlah peserta cukup banyak. Ini mengindikasikan pencak silat telah berkembang pesat dan menyebar luas di seluruh Indonesia," kata Agung.

Namun beberapa daerah mengalami penurunan jumlah peserta, seperti Jawa Barat, yang biasanya mengirimkan atlet dalam jumlah besar.

Tahun ini Jawa Barat tengah mempersiapkan Pra-Porprov untuk Pekan Olahraga Provinsi (Porprov).

Dari kawasan timur seperti Papua, jumlah peserta juga menurun, karena pembagian wilayah provinsi yang berpengaruh terhadap ketersediaan sumber daya manusia dan jadwal kompetisi daerah.

"Kondisinya berbeda dengan Pulau Jawa yang memiliki banyak agenda kompetisi. Wilayah Sumatera dan Kalimantan juga mulai menunjukkan perkembangan positif," kata Agung.

Untuk persebaran cabang olahraga pencak silat, kata Agung, kini semakin merata, meskipun Jawa masih pusat kekuatan utama.

Baca juga: PON Bela Diri ajang pembuktian kempo Sumut di kancah nasional

Ia menekankan pentingnya peningkatan aspek mental bertanding atlet muda agar siap menghadapi ajang lebih tinggi.

"Jika teknik, taktik, dan fisik mereka sudah lumayan. Tentunya mental bertanding yang masih perlu dimatangkan melalui banyaknya pengalaman mengikuti kejuaraan," kata Agung.

Didominasi peserta usia 17-23 tahun, PON Bela Diri 2025 diharapkan menjadi wadah pembinaan atlet muda berbakat.

"Ini kesempatan bagi atlet muda untuk berprestasi dan empat tahun ke depan bisa mencapai usia emas untuk menjuarai event internasional," ujarnya.

PB IPSI berencana memantau atlet-atlet juara ajang ini untuk dipersiapkan mengikuti event selanjutnya.

"Dalam dua sampai tiga tahun, mereka diharapkan sudah siap menggantikan seniornya," tutup Agung.

Baca juga: Sumut mulai berburu medali dari pencak silat PON Bela Diri 2025

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.