Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan hingga saat ini sudah ada 326 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang mendapatkan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

Wakil Menteri Kesehatan Benjamin Paulus dalam temu media di Jakarta, Jumat, mengatakan jumlah itu dari target sekitar 10.700 SPPG. Sekitar 2.500 sudah dicek dan 2.000 SPPG masih menunggu hasil uji lab sebelum diberikan SLHS.

"Per hari ini 326 dari 10.000. Karena mereka masih di cek labnya, sudah secara kasat mata lulus, tetapi kan kita butuh lab. Nah lab ini kan butuh 5-7 hari," katanya.

Oleh karena ada prosedur berupa pengecekan laboratorium tersebut, dia mengingatkan SPPG untuk segera mendaftar.

Baca juga: Dinkes Ngawi : Ayam lada hitam dan brokoli diduga penyebab keracunan

Dia menambahkan peraturan terbaru menyebutkan apabila Dinas Kesehatan menyatakan SPPG belum layak maka SPPG tidak boleh beroperasi.

Ada sejumlah faktor yang perlu diperhatikan dalam mengoperasikan SPPG, antara lain kebersihan lingkungan, sanitasi, dan air.

Upaya ini, katanya, dilakukan untuk mencegah keracunan akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan memastikan keamanan pangan.

"Jadi kami, jangan khawatir, kami yang nge-push terus, karena saya ditugaskan oleh Pak Menteri dan Pak Presiden untuk memantau," katanya.

Terkait dengan penghentian sementara program MBG akibat kejadian luar biasa keracunan, katanya, program itu terus dijalankan sambil dipantau dan diperbaiki.

"Kan kasihan juga kalau distop, sementara mereka enggak punya masalah. Satu provinsi itu kadang-kadang nol aja, enggak ada masalah. Jadi bayangin kalau ada satu titik yang bermasalah, terus yang 10 ribu tempat distop, kan aneh juga," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya juga meminta ada satu ahli kesehatan lingkungan ditempatkan di Badan Gizi Nasional (BGN), sebagai upaya memperkuat pengawasan itu.

Benjamin mengatakan MBG adalah intervensi langsung dari negara untuk menangani sejumlah hal, seperti stunting serta peningkatan gizi.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan semua harus mendukung MBG karena dengan gizi yang baik sekitar 40-50 masalah kesehatan bisa diselesaikan.

"Karena gizi itu ada hubungannya sama TBC juga, ada hubungannya sama stunting, ada hubungannya sama infeksi, ada hubungan kematian ibu anak," kata dia.

Baca juga: BGN: Kopdes Merah Putih jadi agregator untuk dapur MBG

Baca juga: Pemkot Kediri evaluasi perbedaan data penerima MBG

Baca juga: SPPG Margomulyo andalkan pasokan petani dan usaha lokal untuk MBG

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.