Kupang (ANTARA News) - Maria Kolo, ibunda Wilfrida Soik, TKW asal Nusa Tenggara Timur yang lolos dari ancaman hukuman mati di Malaysia, akan menghadiahi sebuah selendang khas Timor kepada Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, sebagai tanda ucapan terima kasih.

"Kami hanya punya selendang bisa kami berikan kepada Pak Prabowo yang berjuang dengan gigih untuk membebaskan anak kami Wilfrida dari ancaman hukuman mati di Malaysia," kata Kornelis Bere Mau, salah seorang kerabat Wilfrida Soik kepada Antara, ketika dihubungi dari Kupang, Rabu.

Ia mengatakan rencana pertemuan dengan mantan Komandan Jenderal Kopassus itu setelah pulang bertemu Sultan Kelantan di Malaysia pada 26 September 2015.

"Ibunda Wilfrida Soik akan mengalungkan sendiri selendang itu. Kami tidak punya apa-apa, hanya selendang khas Timor itu yang bisa dapat kami berikan kepada Pak Prabowo sebagai ucapan terima kasih," kata Kornelis.

Wilfrida Soik, TKW asal Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur itu diancam hukuman mati atas dugaan pembunuhan terhadap majikannya, dengan tuduhan melanggar Pasal 302 Penal Code Kanun Keseksaan, Malaysia dengan hukuman maksimal pidana mati.

Pengadilan banding di Mahkamah Rayuan Putrajaya, memutuskan Wilfrida Soik tidak bersalah melakukan pembunuhan atas dasar tindakannya sendiri, karena sedang mengalami gangguan kejiwaan.

Keputusan tersebut menguatkan keputusan Mahkamah Tinggi Kota Bharu yang memutuskan Wilfrida Soik tidak bersalah melakukan pembunuhan dan selanjutnya diantar ke Rumah Sakit Jiwa Permai Johor Bahru hingga mendapatkan pengampunan dari Sultan Kelantan.

Terbebasnya Wilfrida Soik dari hukuman penjara karena Jaksa menarik banding atas putusan Mahkamah Tinggi Kota Bharu.

Dengan demikian maka proses hukum terhadap Wilfrida Soik telah berkekuatan hukum tetap.

Menurut Kornelis, keberangkatannya bersama ibunda Walfrida ke Malaysia untuk bertemu Sultan Kelantan dan menjemput Walfrida atas izin Sultan itu, difasilitasi oleh Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri.

"Kami difasilitasi oleh kementerian Luar Negeri Indonesia sejak berangkat hingga tiba kembali ke Atambua nanti," katanya.

Dia mengatakan, sesuai jadwal perjalanan akan dimulai pada Sabtu (26/9) mendatang dari Atambua, kemudian lanjut ke Jakarta, sedang untuk perjalanan ke Malaysia akan ada informasi lanjutan dari kementerian.

Pewarta: Yohanes Adrianus
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015