Tidak hanya biaya, tapi janji bahwa keluarga juga akan mendapat prioritas berhaji di tahun yang akan datang agar direalisasikan"
Makkah (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifudddin mengharapkan Pemerintah Arab Saudi merealisasikan diyat atau santuan kepada korban musibah crane roboh di Masjidil Haram, Makkah, agar keluarga korban setidaknya mendapatkan perhatian lebih atas duka yang mereka alami.

"Tentu Pemerintah Indonesia sangat berharap hal itu (diyat) betul-betul direalisasikan sehingga keluarga korban mendapatkan sesuatu dari berita duka yang mereka hadapi," katanya di Makkah, Arab Saudi, Rabu, usai melakukan peninjauan persiapan sarana dan prasarana pelaksanaan puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina).

Selain itu, Pemerintah Indonesia juga berharap janji Arab Saudi untuk memberi prioritas keluarga korban untuk berhaji pada tahun yang akan datang direalisasikan.

"Tidak hanya biaya, tapi janji bahwa keluarga juga akan mendapat prioritas berhaji di tahun yang akan datang agar direalisasikan," katanya.

Namun, lanjut Lukman, sampai saat ini Pemerintah Arab Saudi belum memberi tahu secara resmi rencana pemberian santunan kepada korban crane ambruk tersebut.

"Oleh karena itu saya telah menugaskan beberapa petugas untuk melakukan klarifikasi sekaligus konfirmasi terhadap kebenaran berita (santunan dari Kerajaan Arab Saudi) kepada pihak yang berwenang memberitahukan hal itu secara resmi," ujarnya.

Sejumlah media di Arab Saudi memberitakan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi akan memberikan bantuan kepada korban meninggal dan cacat seumur hidup dalam musibah crane roboh di Masjidil Haram tersebut sebesar satu juta riyal atau sekitar Rp3,8 miliar.

Selain itu, Pemerintah Arab Saudi juga akan memberikan bantuan sebesar 500 ribu riyal atau sekitar Rp1,9 miliar kepada setiap korban yang terluka. Bantuan lainnya adalah menghajikan dua orang dari keluarga korban yang meninggal sebagai tamu kehormatan kerajaan pada musim haji 1436H atau tahun 2016M, serta memberikan visa kunjungan khusus kepada keluarga korban yang masih menetap di rumah sakit selama periode yang tersisas dari musim haji tahun ini.

"Mudah-mudahan Pemerintah Arab Saudi bisa merealisasikan berita yang beredar belakang ini," ujar Menteri Agama Lukma Hakim Saifuddin.

Asuransi

Sementara itu, jemaah calon haji yang meninggal maupun cidera ringan dan berat dalam musibah crane roboh tersebut, kata Lukman, telah diasuransikan oleh pemerintah.

"Tahun ini sudah ada asuransi, baik untuk jemaah yang meninggal biasa maupun yang meninggal karena kecelakaan, termasuk juga jemaah yang mengalami luka-luka dan cacat fisik," katanya.

Ia juga menegaskan seperti jemaah lain yang wafat karena sakit di Tanah Suci, jemaah yang meninggal dalam musibah crane roboh juga akan dibadalhajikan oleh pemerintah.

"Itu kewajiban pemerintah membadal mereka, karena mereka sudah berniat berhaji," ujar Lukman.

Akibat musibah crane roboh di Masjidil Haram pada Jumat (11/9) sebanyak 11 jemaah Indonesia meninggal dunia dan 42 jemaah mengalami luka berat dan ringan. Saat ini 23 jemaah telah kembali ke kelompok terbang (kloter) masing-masing dan 19 orang masih dirawat di rumah sakit milik Pemerintah Arab Saudi.

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015