Anak itu melihat orang di sekitar, kalau bapak dan ibunya asyik terus dengan gadget, susah buat anak untuk tidak tertarik."
Jakarta (ANTARA News) - Psikolog anak Vera Itabiliana Hadiwidjodo memperingatkan orangtua untuk berhati-hati mengenalkan gadget pada anak karena bisa berdampak buruk di masa depan bila terpapar sejak dini.

"Saya lihat banyak anak sekarang yang menggenggam sesuatu susah banget. Menekan pensil ke kertas (kekuatannya) lemah, akibat gadget," kata Vera di Jakarta, Rabu.

Anak-anak harus mendapat stimulasi aktif untuk mengembangkan kemampuan motorik, kognitif serta sosial dan emosi. Berkutat dengan gadget saja berarti mengesampingkan faktor-faktor di luar kognitif.

Psikolog perkembangan anak dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia itu tidak menepis adanya berbagai aplikasi yang mengasah kepintaran anak lewat gadget. 

Kendati demikian, sensasi bermain lewat gadget dibandingkan mainan fisik, misalnya balok beraneka bentuk, akan memberi stimulasi berbeda untuk anak.

Lewat mainan, anak dapat memaksimalkan panca indera untuk mempelajari banyak hal, misalnya bentuk benda dan tekstur permukaan. Hal seperti itu tidak bisa didapatkan lewat permainan gadget yang hanya mengandalkan sentuhan jari.

Vera menyarankan agar gadget tidak diberikan kepada anak berusia di bawah dua tahun karena perkembangan sel otak mereka sedang pesat.

"Lebih baik distimulasi aktif dan variatif," tutur dia.

Orangtua juga harus memberikan contoh yang baik bila tidak ingin mendengar rengekan anak yang ingin bermain gadget.

"Anak itu melihat orang di sekitar, kalau bapak dan ibunya asyik terus dengan gadget, susah buat anak untuk tidak tertarik."

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015