Albumnya saya laminating dulu biar enggak rusak kena air. Terus saya tahan nafas beberapa saat di bawah air, foto, lalu kirim deh
Jakarta (ANTARA News) - Satu sore di halaman Pendopo Ambarrukmo, Yogyakarta, Maudy Ayunda tampak ceria di antara penggemarnya yang kompak berkaos merah cabe bertuliskan "Mana Indonesiamu" di dadanya.

Sejenak riuh mereka berfoto dan mengobrol. Maudy lalu duduk bersila di lantai depan pendopo. Di samping kanan kirinya, para Maudears, sebutan untuk fans Maudy, menirunya duduk bersila.

Mereka bersiap menjajal olah raga gaya Mataraman, jemparingan. Jenis olah raga ini kerap dimainkan para raja Mataram, mulai dari Sultan Hamengku Buwono I hingga Sultan Hamengku Buwono X.

Seorang pria bersorjan, busana khas Yogyakarta, menyodorkan busur dan anak panah.

Dengan posisi tubuh menyamping, Maudy memegang busur dengan tangan kirinya, sementara tangan kanan menarik anak panah.

Meski anak panah melesat menjauhi titik sasaran, Maudy senang-senang saja dengan sesekali tertawa dan mengomentari gayanya saat memanah atau menyemangati Maudears yang juga belajar memanah.

"Wah ternyata enggak mudah ya jemparingan. Padahal udah dikasih busur dan panah yang paling ringan, tapi itu pun saya masih merasa kesulitan," kata Maudy, dengan tawa menyusul kemudian.

Fauzan Nugroho (33), wakil Ketua Klub Jemparingan Mardisoro, menjelaskan jemparingan adalah olah raga para pengageng atau orang-orang terhormat di keraton.

"Kalau olah raga yang prestise sekarang mungkin golf ya, kalau jaman dulu ya berkuda dan jemparingan," kata Fauzan.

Fauzan, bersama 17 orang kawannya di klub Mardisoro, menunjukkan cara memanah yang benar kepada Maudy dan penggemarnya.

Setelah beberapa kali memanah dan berfoto dengan anggota-anggota klub jemparingan, Maudy mengajak para fans menikmati "potehan", jamuan minum teh a la para raja Mataram.

Di pendopo Ambarrukmo, dulu Pesanggrahan Arjapurna dan tempat peristirahatan Sultan Hamengkubuwono VI, telah siap enam meja lesehan berukir motif bunga.

Beberapa set piring kecil, gula batu, hiasan bunga, dan jajanan tradisional tersaji di sana, ketika Maudy dan teman-teman barunya duduk bersila.

Tak lama kemudian, dari arah seberang pendopo lima orang perempuan berbusana abdi dalem keraton mendekati mereka.

Tanpa alas kaki, mereka berjalan membawa tea set yang diletakkan di atas nampan.

Teman-teman Maudy antusiastis melihat bagaimana teh disajikan di jaman raja-raja jaman dahulu itu.

Sambil memotret bagaimana para abdi dalem keraton menuangkan teh ke cangkir-cangkir keramik cantik bermotif bunga, mereka mengobrol dengan sang idola.

"Seru sih kegiatan ini. Minum teh tradisional a la kerajaan yang sudah jarang diketahui orang. Seharusnya generasi muda tahu hal ini, supaya tradisi ini tidak hilang," ujar seorang penggemar Maudy, Satrio Wicaksono.

Kencan rahasia

Bertemu dan melepas rindu dengan artis idola tentu impian banyak orang, apalagi artis itu Maudy Ayunda yang cantik, ramah, cerdas, dan merepresentasikan Indonesia.

Adalah 10 remaja yang beruntung mendapat kesempatan bertatap muka dengan Maudy.

Mereka terpilih menemani Maudy melalui sebuah sayembara "Secret Date with Maudy" atau kencan rahasia bersama Maudy yang digelar Trinity Optima Production bersama Wings Food melalui brand Teh Javana dari April hingga Juli 2015.

Para pemenang ini berasal dari Jakarta, Semarang, Klaten, Solo, dan Surabaya.

Indri Novelin, Head of Marcomm Trinity Optima Production mengatakan sebelum kesepuluh pemenang ini terpilih, para peserta sayembara diharuskan mengirim foto diri bersama CD Moments yang merupakan album terbaru Maudy.

Lalu foto-foto itu dibuat kolase berisi tempat yang ingin dikunjungi peserta bersama Maudy, lengkap dengan alasan mengapa mereka harus ke sana bersama Maudy.

"Foto tersebut dikirim melalui Instagram dan Twitter ke akun @maudyayunda @TrinityOptimaP dengan menyertakan hastag #SecretDateMaudy," kata Indri.

Kegiatan ini, menurut Aristo Kristandyo, Group Head of Marketing Beverages Wings Food, adalah salah satu strategi perusahaan dalam menciptakan brand awareness Teh Javana pada masyarakat.

Melalui kampanye "Mana Indonesiamu", Wings mengajak anak muda Indonesia untuk bangga pada Indonesia.

"ManaIndonesiamu merupakan kampanye digital dari Teh Javana yang mengangkat semua potensi Indonesia yang sudah mendunia di mana kami juga mengadakan aktivasi di lapangan untuk lebih mendekatkan pesan Mana Indonesiamu kepada masyarakat luas. Salah satnya acara bersama Maudy Ayunda yang merupakan brand ambassador Teh Javana," kata Aristo.

Secret Date with Maudy berlangsung pada Sabtu dan Minggu, 12--13 September 2015.

Pemenangnya berkesempatan jalan-jalan ke kota budaya Yogyakarta bersama Maudy, menjajal kuliner khas, menyaksikan pertunjukan sendratari Ramayana di komplek Candi Prambanan, mengunjungi Keraton Yogyakarta, Taman Sari, pusat kerajinan perak Kota Gede, dan merasakan pengalaman jemparingan dan patehan.

"Ini adalah kesempatan quality time bersama mereka. Dan ini bukan hanya sekadar bertemu penggemar dan liburan. Buat aku ini kegiatan yang berkualitas juga karena kita enggak hanya jalan-jalan, tetapi juga mempelajari budaya Indonesia di Yogyakarta," kata Maudy.

Maudears asal Klaten, Wahyu Santoso, juga senang sekali terpilih mengikuti Secret Date with Maudy.

Perjuangannya berfoto di bawah air sambil memegang sampul CD album Maudy dan botol teh Javana ternyata diapresiasi netizen saat ia mengunggahnya ke Twitter.

"Fotonya di bawah air di kawasan pemancingan Janti, Klaten. Enggak susah sih prosesnya. Saudara saya yang memotretkan dengan kamera ponsel. Albumnya saya laminating dulu biar enggak rusak kena air. Terus saya tahan nafas beberapa saat di bawah air, foto, lalu kirim deh," kenang mahasiswa jurusan Teknik Informatika, Amikom, Yogyakarta, ini.

Bagi Maudy sendiri, pertemuan dua hari satu malam bersama Maudears adalah kesempatan sangat langka. Di tengah kesibukannya menyelesaikan kuliah di Universitas Oxford, Inggris, liburan singkat seperti ini sangat berarti baginya. 

"Senang sekali bisa ke Yogyakarta. Pas banget lagi libur kuliah dan sekalian juga ketemu fans karena sejak sibuk kuliah di Inggris jarang bisa sama-sama mereka," katanya kepada ANTARA News di Yogyakarta, Minggu.




Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015