Washington (ANTARA News) - Sebuah analisis susunan genetik orang-orang Inuit, yang tinggal di Kutub Utara yang beriklim ekstrem, menemukan bagaimana populasi itu beradaptasi dengan diet berlemak tinggi dari ikan dan mamalia laut seperti paus dan anjing laut.

Hasil studi yang dipublikasikan di jurnal Science mengungkapkan bahwa mereka mengalami mutasi khusus pada gen-gen yang terlibat dalam metabolisme lemak, yang membantu mereka melawan efek-efek diet yang jika tidak dilawan bisa menyebabkan penyakit jantung bagi kita pada umumnya.

Mutasi-mutasi genetik pada orang Inuit, yang juga dikenal dengan sebutan Eskimo, bekerja dengan menurunkan kolesterol "jahat" LDL (Low Density Lippoprotein) dan memuasakan insulin, yang agaknya memberikan perlindungan terhadap penyakit jantung dan diabetes.

Mutasi-mutasi itu juga berpengaruh pada tinggi, karena pertumbuhan sebagian diatur oleh profil asam lemak seseorang.

"Mutasi yang kami temukan pada orang Inuit memiliki efek fisiologis besar, mengubah seluruh profil asam lemak dalam tubuh, plus mengurangi tinggi mereka dua sentimeter," kata Ida Moltke, penulis utama studi itu dari University of Copenhagen.

"Tinggi dikontrol oleh banyak gen, tapi mutasi ini punya satu dengan efek paling kuat dari yang pernah ditemukan oleh para ahli genetika," kata Moltke.

Analisis lebih lanjut mengungkap bahwa mutasi-mutasi itu telah muncul sekitar 20.000 tahun lalu, ketika moyang Inuit tinggal di atau di sekitar Selat Bering, daratan "jembatan" yang digunakan nenek moyang orang asli Amerika melintas dari Asia ke Amerika Utara.

Moltke dan koleganya mendapat kesimpulan itu setelah menganalisis genom 191 orang Inuit Greenlandic yang punya kurang dari lima persen turunan Eropa, dan membandingkannya dengan genom 60 orang Eropa dan 44 orang Han, Tiongkok.

Hasilnya menunjukkan bahwa mutasi yang terjadi pada hampir 100 persen Inuit hanya ditemukan pada dua persen orang Eropa dan 15 persen orang Han.

Studi itu juga melemparkan keraguan mengenai manfaat asam lemak omega-3 dan minyak ikan, yang sebelumnya dihubungkan dengan rendahnya kejadian penyakit kardiovaskular pada orang Inuit.

"Kami menemukan bahwa mereka punya adaptasi genetik unit pada diet ini, jadi kau tidak bisa memperkirakan kemungkinan semacam itu pada mereka ke populasi yang lain," kata Moltke.

"Bisa sangat baik bagi orang Inuit untuk mengonsumsi semua asam lemak omega-3 ini, tapi tidak demikian bagi kita semua," katanya seperti dilansir kantor berita Xinhua.

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015