Saatnya manajemen haji direformasi, sehingga beribadah itu tak hanya aman dan nyaman, namun juga khusyuk bagi jemaah, dan bagi keluarga yang ditinggal, yang tak perlu lagi was-was akan keselamatan jemaah."
Jakarta (ANTARA News) - Tokoh masyarakat anti diskriminasi Indonesia, Denny JA mengusulkan kepada pemerintah Indonesia yang mayoritas penduduknya bergama Islam, untuk melobi pemerintah Arab Saudi agar mereformasi manajemen penyelengaraan haji, melalui tiga cara yang "out of the box."

Dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat, Denny JA mengatakan, tiga cara reformasi yaitu pertama: menambah jumlah hari yang sah untuk berhaji. Selama ini diyakini hari yang sah berhaji hanya lima hari efektif: dari tanggal 9-13 Dzulhijjah saja.

"Apa jadinya jika 1,5 juta jemaah pada 2015 menumpuk di 5 hari itu saja? Apa jadinya jika yang menumpuk di lima hari itu bertambah dari 1,5 juta ke 3 juta, 5 juta, 10 juta pada tahun-tahun mendatang? Ini hal yang tak terhindari karena populasi muslim dunia juga semakin bertambah?" kata pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) itu.

Denny mengusulkan perlu dipikirkan jumlah hari berhaji yang sah bertambah juga tak hanya 5 hari, tapi berbulan-bulan: dari 5 hari menjadi, misalnya 60 hari, dan sebagainya.

Kedua: mengubah arsitektur Mina. Umumnya kecelakaan yang menewaskan ratusan jemaah haji terjadi di Mina. Pemerintah Saudi bisa mengundang aneka pihak yang berkompeten di dunia untuk mempelajari bangunan dan lorong Mina dalam hubungannya dengan arus massa yang ratusan ribu orang.

Denny menilai arsitektur di Mina masih rawan dengan desakan massa yang bisa menewaskan ratusan jemaah. Area yang rawan itu terutama di jalan 204, tempat peziarah melempar jumrah.

"Perubahan arsitektural di Mina yang lebih aman bagi arus ratusan ribu jemaah di satu waktu, terutama di saat jumrah itu, akan signifikan," katanya.

Ketiga, modernisasi manajemen haji, sehingga sudah saatnya pemerintah Arab Saudi juga memodernkan manajemen haji, baik dari jumlah, SOP  (Standar Operasional Prosedur) dalam bekerja, dan kualitas SDM-nya.

Dia mengususlkan, jika dirasakan perlu, khusus untuk prosesi di Mina, pemerintah Saudi melibatkan manajemen multinasional. Yang bisa ikut membantu arus massa di sana, tak hanya aparat Saudi, tapi juga kerjasama dengan staf berpengalaman dari aneka negara.

"Saatnya manajemen haji direformasi, sehingga beribadah itu tak hanya aman dan nyaman, namun juga khusyuk bagi jemaah, dan bagi keluarga yang ditinggal, yang tak perlu lagi was-was akan keselamatan jemaah," demikian Dennya JA.

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015