Maju-maju partaiku, sejahtera anggotanya'. Bukan rakyatnya ya?"
Jakarta (ANTARA News) - Sepuluh tahun tidak mendapat kabar dari suami yang pergi meninggalkan desa, Wagiyem (Inayah Wahid) melanjutkan hidup sebagai buruh cuci.

"Wagiyo, preman pasar, kabur ke Jakarta, ngakunya jadi anggota dewan," katanya dalam logat Banyumasan yang kental.

Renata (Olga Lydia) yang tinggal di ibukota kesal dan resah karena suaminya lama tidak pulang.

"Kalau tidak pulang, artinya pulang ke tempat yang lain," kata dia usai belanja.

Jauh-jauh pindah ke ibukota, mimpi Liza Sasya (Happy Salma), yang terbuai bujukan Om Wiyo, punya album dangdut belum juga terwujud.

Ketiga perempuan berbeda latar belakang itu tidak bodoh, mereka mencium ada yang tidak benar dengan perilaku laki-laki yang mengabaikan mereka.

Pun mereka tidak buta isu yang berkembang di masyarakat, ada pejabat yang memakai jam berharga miliaran rupiah, da yang bertemu Donal di Amerika.

Lakon monolog "#3Perempuanku,  Bukan Bunga Bukan Lelaki" yang dipentaskan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Sabtu 26 September, diangkat dari buku "Monolog Politik" karya sastrawan dan warawan Putu Fajar Arcana.

Monolog garapan sutradara Rangga Bhuana Riantarno ini dengan lugas mengangkat kehidupan perempuan dalam menghadapi kekerasan dalam rumah tangga, ditinggal suami.

Sentilan-sentilan sosial keluar secara bergantian dari Renata, kepolosan Wagiyem, dan Liza yang bosan miskin sesuai dengan kapasitas karakter mereka.

Renata, perempuan kelas atas yang disibukkan dengan kegiatan seputar partai suaminya itu misalnya, bertanya kepada teman di telepon tentang lagu yang harus mereka nyanyikan.

"Maju-maju partaiku, sejahtera anggotanya'. Bukan rakyatnya ya?"

Monolog tanpa interaksi dari ketiga tokohnya ini membuat para pemain dapat mengeksplorasi peran masing-masing.

"Kami diberi keleluasaan untuk interpretasi," kata Happy Salma, Jumat (25/9) malam.

Keleluasaan interpretasi juga dirasakan oleh direktur musik pertunjukan ini, gitaris Dewa Budjana.

Budjana, yang baru kali ini menggarap musik untuk monolog, sangat mengandalkan komunikasi dengan pemain saat di panggung.

Misal, saat Liza yang penyanyi dangdut ingin membawakan sebuah lagu, Budjana dan teman-teman langsung memainkan lagu pesanan Liza.

Monolog "#3Perempuanku, Bukan Bunga Bukan Lelaki" mewakili perlawanan perempuan terhadap dominasi laki-laki, kata produser Joan Arcana.

"Isu kekerasan terhadap perempuan harus terus-menerus ditanggapi untuk mengadvokasi para perempuan kita," kata Joan.

Selain itu, ada problem korupsi yang mendatangkan ketakutan pada ketiga perempuan tersebut,

Inayah Wahid melihat pementasan ini memiliki pesan yang kuat dan bukan sekedar tontonan.

"Ada problem korupsi yang jadi pekerjaan bersama," kata Inayah.

Ia pun tidak ingin perempuan menjadi korban dalam kasus korupsi, perempuan bisa menjadi pilar dalam memberantas korupsi.

"Jangan sampai ada Wagiyem, Renata dan Liza yang lain."


Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015