Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mendorong masyarakat, terutama generasi muda, untuk melihat Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sebagai peluang dan momentum untuk memacu diri, kata Menteri Perindustrian Saleh Husin.

”Untuk MEA, Indonesia berpeluang meningkatkan diri sebagai negara pengekspor dan akses ke luar negeri dalam rangka mencari pekerjaan menjadi lebih mudah,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin di Palembang melalui siaran pers yang diterima ANTARA News di Jakarta, Sabtu.

Menperin hadir di ibukota Sumatera Selatan itu untuk memberi kuliah umum kepada mahasiswa Universitas Indo Global Mandiri (UIGM) dan Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Syariah (STEBIS) Palembang dengan tema “Gerakan Nasional Dalam Rangka Memasuki Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”.

Menperin mengatakan, kritis terhadap hal baru memang harus, tetapi jangan menjadi pesimistis karena sikap ini tidak membawa ke mana-mana, malah lalai untuk bersiap diri.

Saat ini, lanjutnya, nilai ekspor industri Indonesia sampai Juli 2015 ke negara ASEAN, ditambah Jepang dan Tiongkok, telah mencapai 46,75 persen, sedangkan untuk negara lainnya mencapai 53,25 persen dari total ekspor. Di sisi lain, pemberlakuan MEA 2015 juga akan menjadi tantangan, mengingat penduduk Indonesia yang sangat besar, tentunya akan menjadi tujuan pasar bagi produk-produk Negara ASEAN lainnya.

“MEA memang membuka pintu bagi mengalirnya produk Thailand, Malaysia, Vietnam ke Indonesia, tapi produk kita juga sama-sama leluasanya dipasarkan ke sana,” ujarnya.

Dalam hal ini, Menperin mengungkapkan bahwa para pelaku industri kreatif sangat berpeluang mendulang keuntungan dari makin terbukanya pasar ASEAN.

Apalagi, generasi muda di Tanah Air terkenal dengan kreativitas dan kemampuan menciptakan produk-produk baru berbasis budaya lokal.

“Penguasaan teknologi informasi juga menjadi peluang berusaha dan berkarier saat ini. Siapa yang punya ‘passion’ di teknologi informasi saat ini? Ya generasi muda termasuk mahasiswa-mahasiswa,” ulas Menperin.

Menperin menambahkan, penguatan daya saing dan penerimaan produk domestik juga menjadi isu utama menghadapi MEA.

Untuk itu, lanjutnya, langkah konkretnya adalah meningkatkan penggunaan produk-produk yang telah bisa dibuat di dalam negeri.

Rektor UIGM dan mantan ketua MPR Marzuki Alie pada kesempatan tersebut mengatakan bahwa mencintai produk Indonesia adalah upaya nyata untuk mengembangkan industri.

"Baik produk industri besar, menengah maupun IKM sehingga pendapatan dan aktivitas industri terus berputar," kata Marzuki.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015