Ketika generasi muda NTB menyadari bahwa tanah kelahirannya bukan sekadar rumah, tetapi juga panggung dunia tempat mereka berkarya, maka diplomasi investasi akan menemukan makna terdalamnya, yakni membangun masa depan dengan keberanian, kepercayaan,

Mataram (ANTARA) - Di banyak belahan dunia, anak muda mulai mengambil peran baru dalam diplomasi ekonomi. Mereka bukan lagi sekadar penerus tongkat estafet, melainkan penggerak utama untuk menghubungkan ide, teknologi, dan modal lintas negara.

Dalam arus global yang kian cair, investasi kini tak hanya soal angka, tapi juga soal kepercayaan dan nilai yang diusung generasi baru. Mereka berbicara tentang keberlanjutan, inklusivitas, dan masa depan yang lebih hijau.

Nilai-nilai perubahan itu kini menjalar hingga ke Nusa Tenggara Barat. Di tengah semangat baru membangun daerah, Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal membuka dialog investasi internasional dengan tiga negara sahabat yakni Palestina, Suriah, dan Azerbaijan, sambil menegaskan pesan sederhana tapi bermakna bahwa NTB adalah milik anak muda.

Pernyataan itu bukan sekadar simbol politik. Di tengah provinsi-provinsi lain yang berlomba mengejar “investasi besar” tanpa sentuhan lokal, NTB mencoba jalur berbeda, yakni memadukan diplomasi ekonomi dengan pemberdayaan generasi muda.

Apalagi, momen ini lahir bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober--sebuah pengingat bahwa energi perubahan sejati selalu datang dari keberanian generasi muda menatap masa depan.

Diplomasi dan Investasi

Pertemuan Gubernur Iqbal dengan tiga duta besar di Mataram belum lama ini bukan sekadar seremoni diplomatik. Di dalamnya mengalir gagasan tentang kolaborasi lintas sektor mulai dari ekonomi, pendidikan, pertanian, pariwisata, hingga kedokteran.

Suriah, misalnya, dikenal sebagai negeri dengan warisan peradaban besar dan keunggulan dalam seni budaya serta pendidikan kedokteran. Azerbaijan menjadi model pengelolaan energi modern yang bisa menginspirasi NTB. Sementara Palestina menghadirkan semangat ketahanan dan solidaritas yang bernilai universal.

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhamad Iqbal (kiri) berbincang dengan sejumlah duta besar (dubes), yaitu Palestina Zuhair Saleh Muhammad Al Shun, Syria Abdul Monem Annan, dan Azerbaijan Ramil Rzayev Abil Oglu, di Mataram, Minggu (26/10/2025). (ANTARA/Pemprov NTB)

Di sisi lain, realisasi investasi di NTB hingga triwulan III-2025 telah mencapai Rp48,99 triliun, atau 80,2 persen dari target tahun itu. Sektor energi dan sumber daya mineral, industri, serta pariwisata menjadi penyumbang utama.

Namun, di balik capaian itu masih ada tantangan nyata, yakni infrastruktur dasar yang belum merata, tumpang tindih regulasi, hingga isu penguasaan lahan di kawasan konservasi.

Maka, tawaran investasi internasional harus dibarengi dengan kesiapan di tingkat lokal. Bukan hanya soal jalan dan listrik, tapi juga regulasi yang bersih, sumber daya manusia yang tangguh, serta budaya inovasi yang terus tumbuh dari akar masyarakat.

Baca juga: Temu Bisnis 2025, momentum NTB jadi rumah investasi dan pariwisata

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.