Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan pada pagi ini terdapat 1.199 titik panas (hotspot) di Pulau Sumatera dan Riau hanya terdapat enam titik namun kembali "ditelan" asap kiriman yang terpantau terparah dalam beberapa pekan terakhir.

"Walau asap kiriman, namun kondisinya lebih parah," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Pekanbaru, Sugarin lewat pesan elektronik yang diterima, Minggu pagi.

Sementra itu menurut data yang diperoleh dari Satgas Kebakaran Lahan dan Hutan (Karlahut) Riau menyatakan, sejauh ini hampir seluruh kabupaten dan kota di Riau diselimuti kabut asap tebal.

Kondisi terparah terjadi di 4 kabupaten dan kota, seperti Kota Pekanbaru yang jarak pandangnya hanya 300 meter pada pukul 07.00 WIB tadi, Rengat 100 meter, Dumai 300 meter dan Pelalawan 100 meter," kata Sugarin.

Kondisi ini kata dia, dapat dipastikan akan menganggu aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru dan Bandara Pinang Kampai, Kota Dumai.

Sugarin mengatakan, kabut asap yang menyelimuti sebagian besar wilayah Riau adalah akibat kebakaran lahan yang masih terjadi di Pulau Sumatera saat ini.

Dari pencitraan Satelit Modis menggunakan Sensor Terra dan Aqua, jumlah hotspot di Sumetara pagi ini meningkat tajam menjadi 1.199 titik.

Sumsel menjadi daerah dengan titik panas terbanyak dengan 1.045 titik, diikuti Jambi 96 titik, Lampung 35 titik, Babel 15 titik, Riau 6 titik, Kepri dan Sumut masing-masing 1 titik.

Menurut dia, jumlah hotspot di Sumatera pagi ini kembali meningkat tajam karena minimnya hujan di sejumlah wilayah provinsi, kecuali Riau.

Sugaris menjelaskan, bahwa khusus di Riau, sebanyak enam titik panas terdeteksi berada di di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) 4 titik dan Indragiri Hulu (Inhu) ada 2 titik.

Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015