Tokyo (ANTARA News) - Indeks Nikkei 225 di Tokyo berakhir naik 1,58 persen pada Senin, didorong spekulasi Federal Reserve Amerika Serikat akan mempertahankan suku bunga mendekati nol lebih lama dan penurunan ekonomi akan memaksa pembuat kebijakan Jepang meningkatkan stimulusnya bulan ini.

Nikkei menguat pada hari keempat, pertama kalinya sejak Tiongkok mendevaluasi yuan pada Agustus, memunculkan kekhawatiran terhadap dampak kebijakan negara yang sedang kesulitan tersebut ke seluruh dunia dan memicu kekacauan di pasar ekuitas global.

Pergerakan positif juga datang dari berita semalam bahwa para pejabat yang sedang menegosiasikan pakta perdagangan ambisius Pasifik beringsut lebih dekat menuju pengumuman kesepakatan.

Indeks Nikkei di Bursa Saham Tokyo naik 1,58 persen atau 280,36 poin menjadi ditutup pada 18.005,49 sementara indeks Topix dari seluruh saham papan utama menguat 1,31 persen atau 19,00 poin menjadi 1.463,92.

"Sepertinya tidak menjadi kasus yang menarik untuk bergerak turun signifikan lebih lanjut di pasar ekuitas saat ini, membatasi guncangan perkembangan ekonomi karena Tiongkok yang paling tidak diketahui dalam hal ini," kata Angus Nicholson dari IG Markets.

Negosiasi 12-negara Kemitraan Trans-Pasifik (TPP), yang jika sukses akan menciptakan zona perdagangan bebas terbesar di dunia, diperpanjang hingga Senin, setelah pembicaraan berhari-hari melelahkan di Atlanta.

Menteri Ekonomi Jepang Akira Amari sebelumnya mengisyaratkan optimisme, mengatakan "kemajuan besar" telah dibuat pada pakta tersebut.
      
Para pengamat khawatir ekonomi Jepang bisa tergelincir ke dalam resesi karena pertumbuhan negatif pada kuartal kedua.

Investor Tokyo akan menunggu pertemuan dua hari bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) pada 6 Oktober dan 7 Oktober ketika spekulasi meningkat bahwa headwinds akan memaksa tangan para pembuat kebijakan.

Lima belas dari 36 ekonom yang disurvei Bloomberg News memperkirakan bank sentral Jepang akan menambah stimulus ke program pelonggaran 80 triliun yen (666 miliar dolar AS) per tahun pada pertemuan BoJ 30 Oktober, sementara dua ekonom lainnya berharap langkah tambahan akan dibuat setelah pertemuan minggu ini.

"Jika bank sentral tidak bereaksi terhadap pelemahan ekonomi dan kemunduran dalam ekspektasi inflasi, kita berpikir (Gubernur BoJ) Kuroda akan melewatkan kesempatan untuk meningkatkan kepercayaan perusahaan," kata Masamichi Adachi, ekonom senior di JPMorgan Chase and Co, dalam sebuah catatan kepada nasabah.

Perluasan program pelonggaran BoJ kemungkinan akan lebih lanjut melemahkan yen, yang merupakan nilai tambah bagi eksportir Jepang. Itu pada gilirannya dapat meningkatkan pembelian saham di perusahaan-perusahaan.

Saham Wall Street melonjak pada Jumat meskipun laporan menunjukkan Amerika Serikat hanya menambahkan 142.000 lapangan pekerjaan September, menambah spekulasi bank sentral Amerika Serikat dapat menahan diri dari menaikkan suku bunga acuan tahun ini dan memicu kekhawatiran bahwa ekonomi negara itu sedang melambat.

Dalam perdagangan di Tokyo, pasar Fast Retailing, operator jaringan toko pakaian Uniqlo, naik 2,05 persen menjadi 49.730 yen setelah melaporkan pertumbuhan penjualan 2,6 persen secara tahun ke tahun.

Toyota turun 0,15 persen menjadi 7.246 yen, sementara perusahaan telekomunikasi SoftBank melonjak 4,24 persen menjadi 5.864 yen dan raksasa elektronik Sony maju 1,55 persen menjadi 3.142 yen.

Di pasar uang, dolar naik menjadi 120,04 yen dari 119,92 yen pada Jumat di New York, sementara euro diperdagangkan pada 1,1236 dolar dan 134,88 yen dibandingkan dengan 1,1219 dolar dan 134,53 yen, demikian seperti dilansir kantor berita AFP. (Uu.A026)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015