Parasnya yang tegas akan selalu siap menabrak langit cerah, gelap, bahkan hujan badai sekalipun demi tuntasnya misi yang diturunkan sang panglima tertinggi.

Jakarta (ANTARA) - Sejak pertama kali mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Senin (3/11), aura kuat dan gagah yang dia pancarkan begitu terasa.

Badan besarnya mendarat dengan mulus, penuh wibawa. Dia meluncur dengan elegan di landasan pacu, seakan-akan tak peduli dengan udara panas pukul 10.00 WIB yang saat itu membakar sekujur tubuhnya.

Dia berjalan nan tenang dari ujung landasan, menabrak fatamorgana yang tak berhenti bergelombang.

Ketika berjalan menghadap publik yang menunggu, dia langsung disambut dengan semburan air dari sisi kanan kirinya. Umumnya disebut Water Salute.

Namun semburan air itu tak dihiraukannya.

Dia biarkan bulir-bulir air itu menyelimuti setiap jengkal tubuh kekarnya yang sudah panas dijilati matahari.

Baling-baling yang bertindak sebagai tangan utamanya pun terlihat kekar ketika menerjang semburan air yang tak beraturan.

Tidak lupa tepuk tangan dari para pejabat berpangkat bintang dan barisan orang asing mengiringi setiap langkahnya.

Namun, tepuk tangan para manusia itu tak sanggup menutupi suara raungan mesin nan menggelegar miliknya.

Dia lah pesawat angkut A400M, sang "Garuda Baja" milik TNI AU.

Sepertinya tidak berlebihan jika disebut sebagai sang Garuda., melihat begitu besar, gagah dan penuh wibawanya pesawat tersebut. Sama seperti burung Garuda, sang lambang negara yang menggambarkan kekuatan, kebesaran dan berwibawanya bangsa Indonesia.

Kedatangannya begitu ditunggu-tunggu sejak Kementerian Pertahanan menandatangani kontrak pembelian tahun 2021 yang mulai efektif pada 2022.

Sejak saat itu lah, pihak Airbus Defence and Space selaku pabrikan mulai merakit dengan serius A400M itu demi lahirnya sang raksasa baru milik Indonesia.

Pesawat A400M dengan nomor ekor A-4001 tidak seperti pesawat angkut lain yang dimiliki TNI AU, baik dari ukuran maupun teknologi.

Pesawat angkut A400M usai mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (3/11/2025) (ANTARA/Walda Marison)

Pesawat ini memiliki panjang 45,10 meter, tinggi 14,70 meter dan lebar sayap 42,40 meter. Dimensi kargo yang dimiliki sepanjang 23,10 meter, lebar 4 meter dan tinggi empat meter.

Pesawat ini juga dilengkapi dengan empat mesin proppeler yang dapat menghasilkan 11.000 tenaga kuda untuk setiap mesinnya.

Mesin tersebut dapat membuat pesawat seberat 76,5 ton ini lepas landas dengan kecepatan maksimal 433 knots serta mampu terbang dengan daya jelajah 8 jam tanpa mengisi bahan bakar. Maksimal ketinggian yang dapat dicapai sang garuda yakni 40.000 kaki.

Dengan kargo besar dan mesin sekuat itu, pesawat ini dapat menampung 116 pasukan, muatan seberat 37 ton berupa helikopter, kendaraan darat hingga logistik dalam jumlah besar.

Baca juga: Pesawat angkut terbesar TNI AU A400M mendarat di Halim Perdanakusma

Baca juga: Presiden Prabowo beri sinyal segera negosiasi tambah empat unit A400M

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.