Sleman (ANTARA News) - Panen raya salak pondoh di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, diprediksi akan mundur akibat dampak kemarau panjang saat ini.

"Selain panen mundur, kemarau panjang juga berpengaruh terhadap ukuran buahnya yang mengecil dibandingkan saat musim yang normal," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sub Terminal Agribisnis (STA) Kecamatan Tempel Hestirah di Sleman, Selasa.

Menurut dia, akibat kemarau panjang produksi salak pondoh bermasalah karena kekurangan air sehingga panen yang diprediksi akhir Desember kemungkinan bisa mundur.

"Selain mundurnya panen raya, juga akan mempengaruhi ukuran buah itu sendiri dan jumlah produksi bisa turun. Ukuran buahnya pun lebih kecil dibandingkan ketika normal. Tapi, untuk segi kualitas rasa, tidak akan jauh berubah," katanya.

Ia mengatakan, meski tanaman salak para petani tak akan sampai mengalami kematian. Kalaupun ada yang rusak, nantinya akan pulih kembali.

"Selama ini kalau musim kemarau petani sudah tahu bagaimana cara mengatasinya," katanya.

Hestirah mengatakan, pihaknya juga terus mendorong para petani salak mempunyai tempat penampung air atau saluran air yang memakai pipa peralon untuk menyiram tanaman salak.

"Kelompok tani salak yang mengajukan proposal ke kami, kami dorong. Kalaupun tidak ada mata air di dekatnya, bisa memakai pipa peralon," katanya.

Ia mengatakan, saat ini pihaknya pun sedang melakukan penjajakan. Mencari eksportir yang ada di Kabupaten Magelang untuk mengembangkan pasar salaknya menjelang panen raya.

"Kami berupaya mencari pasar ekspor baru. Di Srumbung, Magelang itu ada eksportir ke Cina dan penjajakan Australia juga. Kami cari pasar untuk diajak kerjasama," katanya.

Dengan semakin banyak pasar, kata dia, pemasaran salak akan lebih kompetitif. Apalagi, saat ini salak yang dihasilkan dari Sleman juga mulai penjajakan juga dengan Australia.

"Petani kuat kalau ada kerja sama. Kalau berjalan sendiri-sendiri, tidak bisa. Sementara untuk para petani salak kecil-kecil, didorong untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal, seperti ke desa-desa wisata, atau diolah menjadi produk kreatif. Semisal keripik, atau juga kopi," katanya.

Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (DPPK) Kabupaten Sleman Ananta, mengatakan panen salak terlebih dahulu akan dialami di tanah yang lebih tinggi dahulu.

"Di Kecamatan Turi, Pakem, kemudian diikuti Tempel. Karena kemarau berkepanjangan ini, kami arahkan agar petani menyirami tanamannya," katanya.

Pewarta: Victorianus SP
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015