Ternate (ANTARA News) - Dewan Rempah Indonesia (DRI) Maluku Utara dipercayakan menggelar lokakarya nasional mengenai rempah yang dijadwalkan menghadirkan 22 pakar dari dalam dan luar negeri menjadi narasumber.

Ketua Umum DRI Wilayah Maluku Utara, Syamsir Andili, di Ternate, Rabu, mengatakan, lokakarya ini akan berlangsung pada 21 Oktober 2015 dengan mengambil tema revitalisasi pembangunan rempah Indonesia dalam pengembangan integrasi hulu hilir.

Momentum ini akan menghadirkan para pembicara maupun petani yang dinilai menguasai benar pengembangan rempah-rempah di Maluku Utara. Kegiatan ini juga akan digelar di berbagai tempat rempah seperti area cengkih tertua di dunia, Afo di Kelurahan Tongole dan benteng peninggalan kolonial.

Menurut Syamsir, selain masalah budidaya juga akan dibicarakan mengenai perekonomian rempah dalam lokakarya tersebut.

"Saat ini memang terjadi pergeseran nilai, di mana para petani rempah dianggap miskin dan tidak memiliki kemampuan ekonomi dibanding dengan pekerjaan lain," ujarnya.

Oleh karena itu, DRI wilayah Maluku Utara akan semaksimal mungkin mengangkat perekonomian masyarakat yang bergerak di bidang pertanian dalam mengelolah rempah-rempah, sebagai salah satu komoditas yang diperebutkan bangsa Eropa dahulu kala.

Mantan wali kota Ternate ini mengaku, sejak 1970-an ia telah menjadi petani cengkih yang tahu benar kondisi dan realitas para petani.

"Saya dalam kapasitas sebagai pemimpin perusahan daerah Kieraha akan memprogramkan sekitar 300 hektare lahan pertanian yang akan dimaksimalkan dalam pemenuhan rempah-rempah bagi peningkatan ekonomi para petani," kata Syamsir.

Sedangkan, Ketua Bidang Promosi Rempah DRI Pusat, Rifda Amarina menyatakan, lokakarya ini rencananya selain dihadiri Ketua Umum DRI Adi Sasono akan pula menghadirkan Menko Perekonomian.

Program DRI sangat mulia, karena akan membuka akses pasar dunia bagi pengembangan hasil rempah-rempah di Maluku Utara.

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015