Semarang (ANTARA News) - Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, menghadiri peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang, Rabu malam, yang berlangsung dengan sangat khidmat. Pertempuran ini juga menyumbang penting perjalanan bangsa Indonesia.

Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang yang dipimpin Wakil Gubernur Jawa Tengah, Heru Sudjatmoko sebagai inspektur upacara itu diawali dengan pembacaan sejarah singkat peristiwa itu.

Dari sejarah yang diceritakan disebutkan mengenai terbunuhnya dr Kariadi yang menjadi Kepala Purusara (Pusat Urusan Kesehatan Rakyat) oleh Jepang saat mengecek persediaan air yang kabarnya diracuni.

Gugurnya dr Kariadi yang kini namanya diabadikan sebagai nama rumah sakit, yakni RSUP dr Kariadi itu menyulut amarah rakyat hingga terjadi pertempuran pada 15-20 Oktober 1945.

Pada peringatan pertempuran bersejarah di Kota Semarang itu, ditampilkan pula fragmen drama yang menceritakan jalannya pertempuran itu, termasuk bunyi dentuman meriam dan raungan sirene.

Lampu penerangan yang berada di sekitar kawasan Tugu Muda turut dipadamkan sesaat ketika penampilan teatrikal perlawanan pemuda dan rakyat dalam melucuti senjata tentara Jepang.

Ribuan masyarakat juga terlihat memadati kawasan Tugu Muda untuk menyaksikan peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang yang sudah menjadi agenda tahunan di Kota Atlas.

Kumolo mengakui sudah mengikuti upacara peringatan pertempuran Lima Hari di Semarang sejak dia SMP yang dienyam di kota itu.

"Saya mengikuti upacara ini mulai sejak saya SMP di Semarang. Ke depannya, ini (peringatan Pertempuran Lima Hari, red.) harus terus ditingkatkan untuk memberikan pemahaman bagi generasi muda," katanya.

Semarang, kata dia, bukan hanya kota dagang, kota transit, maupun kota pendidikan, melainkan juga kota budaya dan pahlawan yang memiliki sejarah perjuangan dna tumpah darah mengusir penjajah.

Sementara itu, Penjabat Wali Kota Semarang, Tavip Supriyanto, mengingatkan generasi muda harus betul-betul bisa meneladani yang telah dilakukan para pejuang dalam merebut kemerdekaan.

"Ini harus menjadi momentum bagi warga Semarang untuk instrospeksi bagaimana mengisi pembangunan dengan mencontoh semangat dan pengorbanan luar biasa yang dimiliki para pejuang," katanya. 

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015