Ankara (ANTARA News) - Jumlah keseluruhan korban tewas dalam pemboman bunuh diri ganda di Ankara pada akhir pekan lalu telah mencapai 102 orang, kata kantor kejaksaan, Jumat.

Angka tersebut merupakan peningkatan dari jumlah sebelumnya, yaitu 99 orang.

"Dengan meninggalnya satu lagi warga negara (pada Jumat), jumlah keseluruhan korban tewas dalam insiden itu dipastikan menjadi 102 orang," kata kepala kantor kejakaan di ibu kota, Ankara, dalam sebuah pernyataan.

Semua korban tewas, kecuali satu orang, sudah berhasil diidentifikasi dan jenazah-jenazah telah diserahkan kepada pihak keluarga mereka, tambah pernyataan itu.

Pernyataan kantor kejaksaan mengatakan bahwa sebanyak 13 orang sudah ditahan terkait dengan serangan tersebut.

"Petunjuk serta informasi kunci soal para tersangka sudah diperoleh melalui penyelidikan yang luas," kata pernyataan itu.

Dalam serangan terburuk yang dialami dalam sejarah modern Turki, dua pengebom bunuh diri meledakkan diri mereka di antara kerumunan pegiat perdamaian di ibu kota negara pada Sabtu.

Laporan-laporan media Turki, Rabu, menyebutkan bahwa kedua pengebom itu telah diidentifikasi, yaitu yang pertama adalah Yunus Emre Alagoz, saudara pelaku serangan serupa di kota Suruc pada Juli lalu --hingga menewaskan 34 orang. Satu lainnya diketahui bernama Omer Deniz Dundar, yang sudah dua kali berkunjung ke Suriah baru-baru ini.

Pemerintah mengatakan Negara Islam (IS) merupakan tersangka utama dalam pengeboman itu. Namun, pemerintah juga tidak menepis kemungkinan bahwa gerilyawan-gerilyawan Kurdi dan kalangan kiri juga terlibat dalam insiden itu, walaupun hampir sebagian besar korban tewas berasal dari kedua kalangan itu.

Wakil Perdana Menteri Numan Kurtulmus mengatakan, Jumat, para pelaku serangan "99 persen" sudah berhasil diidentifikasi.

"Tapi kita tahu bahwa ini bukan hanya menyangkut beberapa orang yang meledakkan diri mereka sendiri. Ada banyak orang lainnya yang terlibat... dan kami sedang bekerja untuk menemukan mereka dalam waktu sesingkat mungkin," katanya seperti dilaporkan AFP.

(T008)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015