London (ANTARA News) - Kelompok beranggotakan 84 uskup Gereja Inggris menyurati Perdana Menteri Inggris David Cameron untuk menambah jumlah pengungsi Suriah bagi negara tersebut sedikit-dikitnya 50 ribu orang hingga tahun 2020.

Di bawah tekanan pendapat umum untuk memperkuat tanggapan Inggris terkait arus pendatang di perbatasan Eropa, pemerintah berjanji menerima 20 ribu pengungsi Suriah dalam lima tahun ke depan.

"Kami percaya kebijakan itu adalah tradisi besar negara ini tentang semangat perlindungan dan kemurahan hati, sehingga kita bisa menampung dengan layak sedikit-dikitnya 10 ribu orang per tahun untuk dua tahun ke depan, bertambah hingga 50 ribu pengungsi selama lima tahun seperti yang Anda perkirakan dalam pengumuman Anda," kata para uskup itu kepada Cameron.

"Jumlah itu akan membuat kita sebanding dengan tekad negara lain. Itu akan menjadi tanggapan sangat berarti dan hakiki terkait tingkat penderitaan manusia, yang kita lihat sehari-hari," katanya.

Juru bicara kantor Cameron tidak langsung merespons isi surat para uskup, namun menyetujui bahwa Inggris harus memenuhi tanggung jawab moral untuk membantu para pengungsi.

"Untuk melakukannya kita harus menggunakan kepala dan hati kita untuk mengejar pendekatan komprehensif yang mampu menangani penyebab masalah serta konsekuensinya," kata juru bicara itu.

Melalui suratnya, para uskup juga meminta Cameron mempertimbangkan keterlibatan gereja dalam upaya nasional untuk memobilisasi bangsa seperti yang dilakukan pada masa lalu.

Gereja Inggris mengirim salinan surat tersebut kepada media dengan pernyataan.

Para uskup itu juga menawarkan penggalangan jemaat dalam upaya membuat sewa properti dan membangun rumah sederhana untuk pengungsi, serta mempromosikan pengasuhan bagi anak-anak tanpa orangtua dan tunawisma.

Gereja Inggris mengatakan dalam pernyataan bahwa mereka telah menulis surat untuk Cameron pada awal September.

"Itu menyedihkan karena kami belum menerima jawaban apapun selain perdana menteri bilang akan menerima surat kami," kata Uskup Durham, Paul Butler.

"Ada kewajiban moral yang penting dan mendesak untuk segera dilakukan. Kami sebagai uskup menawarkan untuk memfasilitasi bersama-sama dengan masyarakat sipil," kata dia.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015