Jakarta (ANTARA News) - Ribuan rumah di Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat, terendam air akibat tanggul air di Banjir Kanal Barat (BKB) jebol. Kondisi terparah terjadi di Kelurahan Petamburan dan Benhil, bahkan Stasiun Tanah Abang sampai sekarang belum bisa dioperasikan karena seluruh lintasan KA terendam air sedalam 50 cm. Untuk di Kelurahan Petamburan, sebanyak lima RW dari sebelas RW yang ada terendam air dengan kedalaman berkisar antara satu meter sampai dua meter. Kelima RW yang terendam banjir itu, yakni, RW01, 02, 03, 04 dan 05. Dari keterangan sejumlah warga Petamburan, jebolnya tanggul itu terjadi sekitar 11.00 WIB dan ketinggian air terus meningkat dan semakin diperparah dengan hujan yang tidak berhenti sejak dua hari lalu. Akibatnya ribuan warga terpaksa mengungsi dan sebagian dievakuasi dengan menggunakan perahu karet yang telah disiapkan oleh pemerintah daerah setempat. Sejumlah lokasi pengungsian telah disiapkan, antara lain, Masjid Al-Islam, TK Al-Irsyad dan sejumlah bangunan pertemuan di RW tersebut. Demikian pula halnya di Kelurahan Benhil, ketinggian air mencapai satu meter sampai dua meter. "Mas, banjir kali ini merupakan yang terparah setelah 2002, karena genangan airnya mencapai 2,5 meter bahkan daerah yang terkena juga semakin meluas," kata Sam, PNS warga RT 09/03 Kelurahan Petamburan. Menurut dia, banjir tersebut terjadi pada Kamis (1/2) malam dan air naik secara perlahan-lahan hingga rumahnya yang berlantai dua turut tergenang. Sementara itu, sejumlah kelurahan di Kecamatan Tanah Abang juga terendam air, antara lain, Kampung Bali, Kebon Melati, Kebon Kacang, dan Kedoya. "Paling tidak terdapat lima ribu jiwa warga di lima RW Petamburan, terpaksa harus mengungsi karena rumahnya terendam air," kata Lurah Petamburan, Munawar. Akibat tanggul jebol juga, sejumlah kawasan di Tanah Abang turut terendam air, seperti Jalan Jati Baru III dan Jati Baru Bengkel, bahkan arus lalu-lintas di ruas jalan Tanah Abang-Cideng yang tergenang air sampai 30 cm, mengalami kemacetan panjang. Sementara itu, upaya evakuasi warga di Petamburan yang terjebak di rumahnya, sampai sekarang masih sulit akibat kawasan permukiman yang banyak lorong hingga perahu karet tidak bisa menjangkau wilayah tersebut. Warga memanfaatkan ban mobil untuk mengevakuasi warga yang terjebak banjir terutama di di daerah yang sempit jalannya. "Untuk di lingkungan RW 03 Petamburan sendiri, cukup banyak warga yang masih terjebak banjir seperti di RW 04, 05, 06, 07, 08, 09 dan 010," kata Ketua RW 03, Agus. Hal senada dikatakan oleh Supriyadi (28), warga Petamburan Rt07/03 karena kedua orang tuanya sampai sekarang belum bisa dievakuasi akibat rumahnya berada di lorong yang sempit. "Kedua orang tua saya masih berada di loteng rumah sedangkan air sudah naik ke bagian atas rumah," katanya. Guna membantu korban banjir itu, Pemkot Jakpus telah mengirimkan sejumlah makanan untuk posko pengungsian di Petamburan dan Benhil, antara lain, beras untuk Petamburan sebanyak tiga ton dan Benhil 700 kg, 40 dus mie, tiga dus makanan kaleng dan tiga dus saos. Walikota Jakpus, Muhayat, meminta pihaknya sejak Kamis (1/2) telah mengingatkan warga untuk waspada akan terjadinya banjir. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007