Setiap pendaki yang akan melakukan pendakian seharusnya membaca peraturan pendakian yang merupakan rambu-rambu yang harus diikuti
Lumajang (ANTARA News) - Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Ayu Dewi Utari mengatakan penyebab kebakaran hutan di Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, adalah api unggun yang tidak dipadamkan dengan sempurna.

"Kami sudah berkali-kali mengingatkan pendaki untuk tidak membuat api unggun atau perapian dalam kawasan karena dapat menimbulkan kebakaran, namun hal itu diabaikan oleh pendaki," kata Ayu saat dihubungi dari Lumajang, Sabtu.

Menurutnya, musim kemarau panjang menyebabkan sejumlah vegetasi di dalam kawasan TNBTS menjadi kering dan mudah terbakar.

"Setiap pendaki yang akan melakukan pendakian seharusnya membaca peraturan pendakian yang merupakan rambu-rambu yang harus diikuti oleh pengunjung saat berada di dalam kawasan, bahkan sanksi tegas akan dikenakan bila melanggar peraturan pendakian itu," tuturnya.

Ia menyayangkan tindakan pendaki yang ceroboh hingga menyebabkan kebakaran hutan di kawasan Watu Rejeng dan sekitarnya hingga luasannya mencapai 25 hektare, bahkan mengancam flora dan fauna yang berada di kawasan gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mpdl) itu.

"Seharusnya para pendaki yang mengaku sebagai pecinta alam ikut menjaga kelestarian ekosistem, sehingga tidak berbuat hal-hal yang dapat merusak kawasan konservasi tersebut," katanya.

Data di TNBTS tercatat hampir 90 persen kebakaran yang terjadi di kawasan setempat akibat ulah manusia seperti membuang puntung rokok sembarangan dan membuat api unggun.

Atas kebakaran tersebut, lanjut dia, pihak TNBTS akan melakukan evaluasi dan tidak akan terburu-buru membuka jalur pendakian gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.

"Pendaki yang ingin mendaki Semeru harus bersabarkarena masih banyak tahapan yang harus dilalui sebelum jalur pendakian itu dibuka yakni kebakaran harus benar-benar sudah padam, kemudian petugas membersihkan jalur terlebih dulu karena dikhawatirkan ada pohon tumbang akibat kebakaran, dan evaluasi lainnya," katanya.

Jalur pendakian gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang-Malang tersebut ditutup sementara mulai Kamis (22/10) akibat kebakaran yang melanda kawasan TNBTS sejak Selasa (20/10) yang belum berhasil dipadamkan seluruhnya hingga hari ini.

Sementara salah seorang pendaki asal Jember yang hendak mendaki Semeru, Agus menyayangkan tindakan pendaki yang membuat api unggun pada musim kemarau.

"Padahal saya sudah berencana dengan teman-teman untuk mendaki Semeru pada akhir Oktober ini, namun harus ditunda karena hingga kini api masih belum berhasil dipadamkam oleh petugas gabungan," katanya.

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015