Jakarta (ANTARA News) - Anggota MPR, Tony Wardoyo, mengatakan, Papua sangatlah menarik bagi semua orang termasuk juga bagi dunia internasional baik untuk para wisatawan maupun investor. Keragaman budaya yang ada di Papua menjadi salah satu daya tariknya. 

"Oleh karena itu, hidup rukun dan toleransi dalam kehidupan di Tanah Papua yang majemuk haruslah kita jaga," kata dia, dalam pernyataan tertulis dia, Jakarta, Minggu. Pancasila menjadi hal mendasar bagi bangsa Indonesia sebagai dasar negara. 

"Tantangan kita kedepan adalah bagaimana kebinekaan di Papua tetap terjaga. Apa yang terjadi beberapa lalu di Tolikara haruslah menjadi kejadian intoleransi yang terahir di bumi cenderawasih," sebut dia.

Masyarakat Papua, imbuhnya, sesungguhnya sangat toleran dan menghargai keberagaman. Satu Tungku Tiga Batu merupakan cerminaan dari betapa toleran masyrakat Papua. Konsep berlandaskan jalinan keluarga manakala berbeda agama tetapi saling menghormati.

‎Lebih lanjut dikatakan dia, penghargaan terhadap keberagaman atau kebinekaan sampai saat ini masih belum menjadi sikap hidup bagi sebagian orang.

Menurut dia, berbagai tindak kekerasan dan intoleraansi masih sering kita jumpai dalam keseharian.

Perbedaan paham, perbedaan pendapat dan terkadang perbedaan keyakinan masih sering dijumpai dan selalu diselesaikan dengan kekersan dan penyerangan terhadap orang yang berbeda. 

"Kebinekaan adalah suatu hal yang menjadi identitas bangsa kita (Indonesia). Tapi ironis karena masih ada sebagian dari kita yang masih menjunjung tinggi sekterianisme dan intoleransi," kata‎nya.

Katanya, prinsip kebinekaan sebetulnya sudah dicanangkan oleh the founding fathers bangsa ini dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika.

"Inilah semestinya yang kita junjung tinggi sbagai prinsip hidup berbangsa dan bernegara. Karena tidak ada Indonesia tanpa kebinekaan," kata dia.

Ia meminta pemerintah menjaga dan memperteguh Ke-Bhineka-an Indonesia melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebhinekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antar warga. 

"Sehingga bisa mengembalikan ruh kerukunan antar warga sesuai dengan jiwa konstitusional dan semangat Pancasila 1 Juni 1945.

"Pancasila yang digali dan dirumuskan para pendiri bangsa ini adalah wujud rasionalitas kita sebagai bangsa majemuk, multi agama, multi bahasa, multi budaya, dan multi ras, yang bergambar dalam Bhinneka Tunggal Ika," ujarnya.

"Kebhinnekaan Indonesia harus dijaga sebaik mungkin. Kebhinekaan yang kita inginkan adalah kebhinekaan yang bermartabat," sebut anggota Komisi VII DPR RI itu.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015