Jakarta (ANTARA News) - CEO Jongla, Riku Salminen, berharap hingga akhir tahun ini aplikasi pesan instannya dapat dapat dijalankan oleh 1 juta pengguna di Indonesia.

"Saat ini pengguna Jongla secara global mencapai angka jutaan, dengan jumlah pengguna paling banyak berada di Turki yakni sebesar 14 persen," kata dia, di Jakarta, Senin.

"Jumlah pengguna di Indonesia masih 5 persen dari angka tersebut. Untuk itu, hingga akhir tahun ini, kami ingin memiliki lebih dari 1 juta pengguna Jongla dari Indonesia," sambung dia.

Untuk meningkatkan jumlah pengguna di Indonesia, setelah dirilis secara global, Salminen secara resmi memperkenalkan Open Jongla, fitur yang memungkinkan pengguna Jongla untuk bertukar pesan kepada non pengguna Jongla melalui sms, di Indonesia.

Salminen mengatakan hingga saat ini lebih dari 10 persen pesan instan Jongla dikirimkan kepada non pengguna Jongla melalui fitur Open Jongla.

Fitur baru itu terbukti efektif meningkatkan pengguna. Pasalnya, menurut Salminen, sebanyak 25 persen pengguna non Jongla menginstal aplikasi Jongla.

Dengan adanya fitur Open Jongla, Salminen berharap 5 persen pengguna Jongla di Indonesia dapat mengedukasi 1 juta calon pengguna Jongla.

Lebih lanjut, untuk dapat bersaing dengan aplikasi pesan instan lainnya, Salminen mengatakan bahwa aplikasi Jongla hanya berukuran 1,77 Mb, lebih ringan dibanding WhatsApp yang berukuran 1,9 Mb.

"User Interface juga menjadi hal yang menarik pengguna. Tidak hanya stiker animasi, Jongla juga memiliki stiker interaktif. Selain itu, kami juga memiliki fitur pesan suara Sound Candy," ujar Salminen.

Salminen mengungkapkan bahwa aplikasi Jongla mensasar remaja. Saat ini tercatat sekitar 90 persen dari pengguna Jongla merupakan anak muda dengan usia 13 hingga 34 tahun.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015