Bekasi (ANTARA News) - Manajemen minimarket Alfamart akan menjadikan jaringan toko di wilayah Jakarta dan Bekasi sebagai proyek percontohan penerapan sistem pengamanan aksi perampokan.

"Mulai November 2015, kami akan memasang sistem pengamanan panic button yang dirancang khusus untuk berkomunikasi dengan aparat kepolisian saat sedang terjadi perampokan," kata Regional Corporate Communication Manager Budi Santoso di Bekasi, Selasa.

Menurut dia, tombol tersebut dirancang khusus untuk menyampaikan pesan kepada aparat kepolisian terdekat bahwa ada toko Alfamart yang sedang mengalami perampokan.

Menurut Budi, sistem pengamanan kali ini tidak lagi menggunakan sistem alarm karena dapat membuat pelaku perampokan panik dan berbuat hal yang tidak diinginkan.

"Panic button tersebut dirancang tanpa suara. Namun, dapat secara langsung mengirim pesan atau pemberitahuan kepada polisi," katanya.

Pesan tersebut akan dikirim ke mapolsek terdekat dari lokasi kejadian perampokan guna mempercepat penanganan oleh aparat.

"Semula direncanakan panic button itu terkonekasi langsung ke Polda Metro Jaya dan disebar ke sejumlah polsek. Namun, kelihatannya kurang efektif sehingga kami memilih berkomunikasi langsung ke mapolsek terdekat," katanya.

Budi mengatakan bahwa pihaknya juga sedang mengembangkan sistem alarm di setiap jaringan toko yang mampu mendeteksi sinyal pergerakan manusia di dalam toko yang sudah terkunci.

Saat ini, kata dia, jumlah toko Alfamart yang beroperasi di wilayah hukum Polda Metro Jaya tercatat total sebanyak 2.182 toko, termasuk ada 424 toko yang buka 24 jam.

"Keseluruhan toko telah dilengkapi dengan kamera CCTV, pada tahun ini sudah 289 toko yang terpasang alarm," katanya.

Sementara itu, sepanjang tahun 2015, data Polda Metro Jaya mencatat kejadian di minimarket kasus pencurian dengan kekerasan sebanyak 26 kasus dan pencurian dengan sebanyak sepuluh kasus.


Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015