Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa dampak yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) ke depannya akan semakin besar.

"Bukan hanya dampak sosial dan ekonomi, tapi juga berpengaruh pada pelestarian lingkungan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Jumat malam.

Dia menambahkan, bahwa dampak ekonomi akibat kebakaran hutan dan lahan merupakan yang paling besar bila dibandingkan dengan bencana lain.

"Dampak ekonomi kebakaran hutan dan lahan yang menyisakan kabut asap merupakan yang paling besar," katanya.

Dia menjelaskan, hingga Oktober 2015, BNPB telah menghabiskan anggaran sekitar Rp500 miliar untuk mengatasi dampak kebakaran hutan dan lahan yang menimbulkan kabut asap.

Angka tersebut, kata dia, bisa lebih besar lagi mengingat penanganan kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap masih terus berlangsung.

Pada tahun 2014, kata Sutopo, biaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan juga menelan angka yang sangat besar.

"Biaya pemadaman tahun 2014 juga sangat mahal hingga Rp620 miliar," katanya.

Selain itu, tambah dia, kerusakan lahan gambut juga sangat berpengaruh pada pelestarian lingkungan.

"Gambut sangat penting terhadap ekosistem lingkungan," katanya.

Disamping itu, kata dia, kebakaran hutan dan lahan mengakibatkan jutaan masyarakat terpapar kabut asap.

"Seperti kita ketahui bersama, paparan kabut asap mengakibatkan indeks pencemaran udara memburuk," katanya.

Kondisi demikian, kata dia, dapat berbahaya bagi kesehatan masyarakat, khususnya balita dan anak-anak.

Untuk itu, BNPB mengingatkan semua pihak untuk tidak membuka lahan dengan cara bakar.

Khususnya di musim kemarau ketika cuaca sangat kering karena api dapat mudah membesar dan menciptakan kebakaran yang terus meluas.

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015