Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) dan Angkatan Laut Cina sepakat untuk mengintensifkan kerjasama kedua pihak, sebagai tindaklanjut kesepakatan kemitraan strategis antara RI dan Cina yang ditandatangani pada 25 April 2005. "Ini merupakan salah satu realisasi dari kemitraan strategis yang telah disepakati," kata Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Slamet Soebijanto ketika dikonfirmasi ANTARA News di Jakarta, Rabu, tentang pertemuannya dengan Kepala Staf Angkatan Laut Cina, akhir pekan silam di Cina. Ia mengatakan, dalam rangka meningkatkan kerjasama angkatan laut kedua negara maka dalam waktu dekat kedua pihak akan mengadakan "Navy to Navy Talk" guna merumuskan lebih rinci pola kerjasama yang akan dibangun. "Yang jelas, kedua pihak sepakat untuk mengadakan kerjasama dalam bidang pendidikan dan latihan melalui pertukaran perwira," kata Slamet. "Tentang persenjataan, kita belum akan bahas kendati mereka telah melakukan beberapa penawaran," ujar Kasal menambahkan. Pada kesempatan terpisah, Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan (Dephan) Letnan Jenderal Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, semua bentuk kerjasama yang telah disepakati termasuk dalam kerangka kemitraan strategis dilandasi saling menguntungkan dan menghormati kedaulatan masing-masing negara. "Masing-masing negara mempunyai latarbelakang budaya dan tradisi yang memungkinkan mendukung peningkatan hubungan kerjasama di antara dua negara," ujarnya. Dalam bidang militer, baik RI maupun Cina sepakat unuk menggunakan mekanisme G to G dalam pengadaaan peralatan militer bagi Indonesia. "Meski Departemen Pertahanan Cina tidak memiliki kewenangan dalam pengadaan peralatan militer, namun berjanji akan membantu RI dalam pengadaan peralatan militer," ujar Sjafrie. Selain itu, dalam pertemuan antara kedua delegasi, disepakati pula tentang pentingnya pengamanan Selat Malaka, sebagai jalur pelayaran terpadat di dunia, termasuk yang digunakan Cina untuk mengangkut bahan minyak mentah dari Timur Tengah. Indonesia dan Cina juga menyepakati kerjasama kelautan (maritime security cooperation) sebagai salah satu bentuk penjabaran dari kemitraan strategis kedua negara yang mencakup sembilan bidang kerjasama.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007