Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan mendorong Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk bisa menghasilkan produk berkualitas dan masuk dalam pasar global dengan memanfaatkan jaringan atau rantai pasok global dari ritel-ritel bertaraf internasional.

"Sekarang kita akan mendorong produk Indonesia itu tidak hanya dijual di dalam negeri, akan tetapi melalui rantai pasok global," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Srie Agustina, pada Pameran Pangan Nusantara dan Pameran Produk Dalam Negeri (PPN-PPDN) 2015 tingkat nasional, di Jakarta, Kamis

Srie mengatakan, salah satu produk Indonesia yang mampu masuk dalam rantai pasok global adalah untuk produk furnitur. Produk furnitur Indonesia sudah masuk ke dalam jaringan global dari peritel produk furnitur asal Swedia IKEA yang memiliki 364 toko di 46 negara.

"Sebelumnya IKEA sudah menawarkan produk Indonesia itu sebanyak 6 persen, setelah kita berikan penawaran, meningkat menjadi 11 persen," ujar Srie.

Srie menjelaskan, pada tahun 2015 ini diharapkan produk Indonesia bisa memiliki porsi sebanyak 13 persen sementara pada 2016 diharapkan kembali meningkat di angka 14 persen.

"Harapan untuk kedepan, kita akan mendorong dengan pola seperti itu, memang, kendalanya UKM itu terkait keberlanjutan pasok dan jumlahnya," ujar Srie.

Menurut Srie, selain mendorong UKM untuk bisa masuk ke rantai pasok global peritel kelas dunia, beberapa langkah yang telah dilakukan oleh Kementerian Perdagangan untuk mengembangkan UKM antara lain adalah fasilitasi fisik berupa pemberian sarana usaha untuk skala mikro.

"Selain itu juga memberikan pendampingan, dan juga akses pemasaran," kata Srie.

Srie mengatakan, terkait dengan akses pemasaran salah satunya dilakukan melalui Pameran Pangan Nusantara dan Pameran Produk Dalam Negeri (PPN-PPDN) 2015 tingkat nasional dimana dari kurang lebih 30-40 persen dari total sebanyak 22.000 UMKM telah menjadi penyuplai tetap toko modern atau ritel di Indonesia.

"Akses pemasaran tersebut dengan memitrakan mereka (UMKM) dengan toko modern atau ritel, kita fasilitasi hal tersebut," kata Srie.

Selain itu, Kemendag melalui PPN-PPDN telah memperkuat program-program peningkatan daya saing UMKM, seperti legalitas UMKM melalui kepemilikan Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK) untuk memudahkan akses pembiayaan, fasilitasi peningkatan akses pasar dan promosi melalui kemitraan dengan ritel modern.

Pada tahun 2015, PPN-PPDN diikuti sekitar 280 peserta UKM dari 34 provinsi, termasuk pelaku usaha binaan Dinas Perdagangan DKI Jakarta yang telah diseleksi, serta dari sejumlah kabupaten dan kota di Indonesia, dan dilaksanakan pada 5-8 November 2015 di Jakarta.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015