Jakarta (ANTARA News) - Berlari, beradu tembak, berkejaran dengan menunggang mobil-mobil berteknologi serba wah, dan berpagut mesra bersama sederet perempuan ayu menghiasi dunia parade James Bond di sirkuit waktu yang berakhir dalam drama kematian dengan lebih dulu diterobos oleh lesatan peluru-peluru senjata pemusnah raga pembunuh jiwa.

"Tempus fugit (waktu berlari), " kata Franz Oberhauser yang diperankan Cristoph Waltz sebelum mengoperasikan mesin yang menusukkan sebatang jarum pembunuh waktu ke bawah daun telinga James Bond (Daniel Craig).

Tujuannya, agar sang hero kehilangan segala memori waktu yang terus berlari dan terus berkejaran di sirkuit waktu di tengah sahara.  

"Jarum itu segera menembus kepalanya dan membuat dia kehilangan ingatan akan siapa saja orang-orang dekat yang ia kenal," kata Oberhauser setelah sebelumnya mampu melumpuhkan Bond bersama dengan mitra perempuannya, Dr Madeleine Swann (Lea Seydoux) di sebuah markas yang disesaki dengan mesin-mesin pintar berteknologi informasi pemantau waktu milik sang tuan rumah.

Baik Bond maupun Swann dicokok dan digelandang ke markas Oberhauser. Begitu sampai di markas sang seteru, keduanya didaulat bertemu dengan sang bos di sebuah ruangan gelap dengan dihiasi sebuah meteor hitam yang terletak di tengah ruangan.

Keduanya terlibat tanya jawab mengenai dari mana asal meteor hitam itu  yang melesat dari langit kelam  menembus lubang hitam waktu semesta dalam film James Bond "Spectre" hasil garapan sutradara James Mendes.

Penyambutan sang tamu itu justru berujung di kursi siksa. Jarum pertama menembus kepala Bond. Ia sontak mengerang layaknya manusia yang mencicip deraan luka dari tembusan sebatang jarum yang menghunjam batok kepala sebagai pusat ingatan waktu.

Sebuah penggambaran paradoksal mengenai situasi manusia yang diisi kegembiraan bercampur kebencian, sukacita berbaur dengan dukacita, keceriaan berkongsi kesakitan.

Penggal drama siksa itu jelas membuat Dr Madeleine Swann (Lea Seydoux) mengernyitkan dahi sebagai reaksi setiap manusia umumnya setelah menyaksikan kengerian sesaat pengoperasian mesin siksa pembunuh waktu kreasi Oberhauser.

Sirkuit waktu yang berkolaborasi bersama dengan sirkuit kematian mendominasi aksi James Bond menyelamatkan Lucia Sciarra (Monica Bellucci). Di tengah kerumunan katedral, gereja, dan kapel kota abadi Roma, sebuah upacara pemakaman dibawakan oleh sang penggembala berjubah hitam seraya mengucap doa-doa untuk menghantar pemakaman  suami Lucia itu.

Sciarra, suami dari Lucia merupakan oase bagi Bond untuk bersulang dengan anggur kelam kematian. Di awal cerita, kematian dipampang dalam paduan gambar dan dibalut suara tetabuhan serba gebyar perayaan kematian di jalan-jalan kota Meksiko.

Mereka yang terlibat dalam festival kematian itu berkostum hitam dan bertopeng tengkorak. Festival itu hendak mengingatkan bahwa kehidupan berutang kepada nilai kematian.

"Hanya karena kita dapat mati, maka kita menghitung hari dan dihitung hari...kita tahu bahwa kita harus mati," kata filosof Hans Jonas. Pernyataan lekas-lekas digenapi dengan aksi lari Bond di tembok-tembok tebal rumah di tengah festival berlangsung. Ia mengokang senjata kemudian membidik gembong bernama Sciarra.

Senjata Bond menyalak kemudian menembus jitu kepala sebagai pusaran waktu dari sang empunya hidup bernama Sciarra.

Sasaran kena, sontak ledakan mengguncang bangunan di tengah festival Kematian di kota Meksiko. Ledakan sebagai awal dari kehidupan pada akhirnya memungkas energi kehidupan yang disimbolkan dalam festival di kota Sombrero itu.

Sang waktu memuat hari ini dan esok, begitulah kredo waktu dari film James Bond "Spectre". Pertemuan Bond dengan Madeleine di sebuah klinik di Lake Altaussee di kawasan pegunungan Austria, membuka sebuah penantian menuju kematian yang mutlak diantisipasi pada masa kini. Inilah sisi flamboyan dari sutradara Sam Mendes ketika mengartikulasikan ziarah waktu dalam kosmos bertajuk Spectre.

"Apa yang kita perbuat sekarang?," begitulah salah  satu nukilan pertanyaan Madeleine Swann kepada Bond. Sebelumnya keduanya terlibat duel hidup mati dengan salah satu algojo anak buah Oberhauser di kereta api.

Beringas algojo anak buah Oberhauser awalnya ditunjukkan ketika Bond menyusup masuk ke markas jaringan mafia global setelah sebelumnya mendapat informasi dari Lucia Sciarra bahwa akan ada rapat akbar dengan agenda tunggal yakni pemilihan ketua baru pasca terbunuhnya Sciarra.

Itulah awal pertemuan Bond dengan Oberhauser. Dan nama terakhir itu menyapa Bond, dengan berkata, "Selamat bersua kembali dengan saya, Bond." Sang seteru melayangkan pandangan ke atas balkon tempat Bond mengintai rapat akbar para mafia global di sebuah piazza di kota Roma.

Berawal dari ledakan gedung di kota Meksiko di sebuah festival kematian, berakhir di sebuah piazza Roma, dengan jendela-jendela yang beterbangan produk dari letusan bom dengan dibalut aksi sadistis anak buah Oberhauser yang mengakhiri hidup seorang peserta rapat itu.

Inikah pemenuhan dari pernyataan filosofis dari Albert Camus yang menyebutkan bahwa kematian pada hakekatnya absurd belaka.

Setelah mendengar pernyataan dari salah seorang peserta rapat yang berisi keinginan membela kehormatan korps dari aksi "begundal" bernama Bond di kota Meksiko, justru Oberhauser justru mendaulat anak buahnya untuk mengulang kredo yang diproklamasikan filosof Jean Paul Sartre bahwa sesudah kematian maka barang-barang duniawi menjadi jarahan belaka. Kematian menisbikan segala peran dan status sosial.

Oberhauser setakat dengan Sartre, bahwa kematian justru mengalahkan egoisme sang pembela panji mafia. Kematian menggusur kesombongan diri akan kehormatan dan kebanggaan akan kehebatan kelompok. Inilah salah satu kekuatan film Spectre ketika melintas untuk menembus sirkuit waktu.

Spectre mengajar, James Bond mendaulat ditengah keengganan orang belajar dari budaya kematian untuk sampai kepada nilai-nilai kehidupan yang asali. Mengapa banyak orang kini berbondong-bondong menjauh dari anjuran untuk bersimpati bagi sesama?

Egoisme yang diperankan oleh Oberhauser tidak akan membahagiakan manusia. Relasi Bond bersama dengan konco-konconya, juga dengan sederet perempuan Bond - mencerminkan relasi antarpribadi yang jauh dari kepura-puraan.

Inilah refleksi yang ditawarkan Spectre yang merupakan judul ke-24 dari seri film James Bond yang diproduksi oleh Eon Productions. Ini penampilan Craig yang sekaligus merupakan penampilan keempatnya sebagai Komander Bond.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015