Jakarta (ANTARA News) - Persatuan Istri Anggota Fraksi Partai Gerindra (Pindra) DPR RI mengadakan bakti sosial pasca kabut asap berupa pengobatan gratis untuk masyarakat di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Sabtu. "Kami menyalurkan bantuan dari tunjangan anggota dewan dari fraksi partai Gerindra untuk bantuan sosial," kata Ketua Pindra Himmatul Aliyah usai meresmikan bakti sosial di Palangkaraya.

Himmatul mengatakan bakti sosial ini adalah bantuan yang berasal dari tunjangan anggota dewan fraksi partai Gerindra yang dialokasikan untuk kegiatan sosial.

"Dari total 73 orang ada sekitar Rp850 juta-an," kata dia. Bantuan berupa pelayanan kesehatan khususnya bagi penderita infeksi saluran pernafasan akut terdiri dari obat-obatan, tabung oksigen, vitamin hingga masker. Meski kabut asap telah berlalu di Palangkaraya, sebagian bantuan diberikan sebagai antisipasi bilamana bencana kembali terjadi, seperti masker dan tabung oksigen.

Sekitar 200-an warga Palangkaraya mengantre pengobatan gratis yang ditangani dua dokter setempat juga tim dokter dari Jakarta. Pihaknya juga menambah jumlah ambulans berisi tabung oksigen menjadi tujuh mobil yang akan berkeliling di Kalimantan Tengah untuk berbagai kebutuhan secara gratis, seperti mengantar pasien atau mengangkut jenazah.

"Mungkin tidak banyak yang bisa kami lakukan, tapi semoga bisa bermanfaat," imbuh dia.

Salah satu warga Bereng Bengkel, Sapni (45), datang bersama cucunya untuk meminta obat yang dapat mengatasi penyakit pasca kabut asap. "Sehabis asap kami sakit mencret," keluhnya.

Bagi dia, pengobatan gratis ini membuatnya tidak perlu berobat dan mengeluarkan uang ke puskesmas. Bakti sosial di Palangkaraya merupakan bagian dari roadshow ke berbagai daerah yang terkena bencana asap, seperti Riau, Sumatera Selatan, Jambi dan Sumatera Barat.

Klinik yang dijadikan tempat pengobatan gratis hari ini rencananya akan dijadikan klinik permanen dalam jangka panjang, kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah partai Gerindra provinsi Kalimantan Tengah Iwan Kurniawan.

Namun, Iwan belum bisa memastikan kapan tepatnya klinik tersebut dapat beroperasi karena terkendala proses perizinan. "Jadi akan memakan waktu," ujar dia.

Bila sudah beroperasi, klinik itu akan melayani masyarakat lewat dokter umum. Seiring waktu berjalan, Iwan mengatakan tak tertutup kemungkinan pihaknya akan menambah dokter spesialis tertentu yang memang dibutuhkan di sana.

Perihal biaya pengobatan, pihaknya mengusahakan klinik tersebut bisa memberi pelayanan kesehatan tanpa membebani pasien. "Dilihat dari kemampuan kita. Ada yang bisa gratis atau kalau sangat mahal butuh biaya besar seperti operasi diusahakan ada kerjasama dengan BPJS atau yang lain."

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015