Ini diskusi yang sangat memprovokasi kita, karena itu LKBN Antara mempunyai tanggung jawab untuk mengawal Peristiwa 10 November menjadi sejarah sesungguhnya, bukan hanya dongeng,"
Surabaya (ANTARA News) - Arek-Arek Suroboyo dari kalangan akademisi, pers, seniman, santri, pelaku sejarah, dan sebagainya mengapresiasi diskusi kepahlawan bertajuk "Kupas Tuntas Peristiwa 10 November" yang digelar Perum LKBN Antara di Surabaya, Senin.

Apresiasi itu terungkap dalam diskusi di kantor biro LKBN Antara Jatim di Surabaya yang dihadiri Mensos Khofifah Indar Parawansa, Ketua Dewan Pengawas LKBN Antara DJ Nachrowi, Direktur Utama LKBN Antara H Saiful Hadi, Ketua LVRI Surabaya Hartoyik, sejarahwan UI Dr Roesdhy Hoesein, dan putra pahlawan nasional Bung Tomo, Bambang Sulistomo.

"Ini diskusi yang sangat memprovokasi kita, karena itu LKBN Antara mempunyai tanggung jawab untuk mengawal Peristiwa 10 November menjadi sejarah sesungguhnya, bukan hanya dongeng," ujar seniman Sabrot D Malioboro.

Untuk itu, ia berharap LKBN Antara melibatkan diri secara langsung dalam membukukan peristiwa bersejarah itu dari bukti-bukti yang didapat dari berbagai sumber, termasuk kliping media massa pada masa itu.

"Misalnya, terbunuhnya Jenderal Mallaby itu ada banyak versi, ada yang ditembak, ada yang dicekik, ada yang dibuang ke kali, dan sebagainya. Nah, Antara harus menelusuri bukti-bukti yang akurat agar hal itu tidak hanya menjadi dongeng," katanya.

Dukungan juga datang dari Ismet asal Batak yang juga mengaku sebagai "Arek Suroboyo. "Peristiwa 10 November 1945 itu merupakan peristiwa bonek atau bondo nekat untuk perjuangan menegakkan kemerdekaan," katanya.

Dalam konteks itu, ia menilai LKBN Antara melalui wartawannya bernama Wiwiek Hidajat memiliki peran yang sangat penting dalam peristiwa bersejarah itu. "Pak Wiwiek terlibat dalam melakukan provokasi kepada masyarakat untuk melawan Sekutu," katanya.

Menurut dia, provokasi itu tidak hanya dilakukan dengan memberi semangat masyarakat, namun juga menyebarkan pamflet-pamflet hingga menyemangati masyarakat untuk menjebol LP Kalisosok. "Penyebaran pamflet itu peran wartawan," katanya.

Dalam diskusi yang dihadiri puluhan peserta itu, Kepala Jurusan Sejarah Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Sumarno mengharapkan LKBN Antara untuk memperluas peran kesejarahan hingga peran kekinian.

"Misalnya, LKBN Antara bisa mendorong pemerintah untuk mewajibkan pakaian pejuang pada setiap 9-10 November, bukan hanya bagi pelajar, tapi seluruh masyarakat, baik di kantor, kampus, perusahaan, maupun perkampungan," katanya.

Selain itu, LKBN Antara juga harus "memprovokasi" pemerintah untuk menggelar "Surabaya Festival Heroik", serta mewajibkan seluruh toko dan kantor memasang simbol kepahlawanan seperti foto Bung Tomo berpidato.

"LKBN Antara juga harus memprovokasi masyarakat untuk memasang bendera di seluruh kampung seperti halnya HUT Kemerdekaan. LKBN Antara juga harus mengusulkan Doel Arnowo, Mayjen Sungkono, dan Arek Suroboyo lainnya untuk menjadi Pahlawan Nasional," katanya.

Dalam diskusi yang ditandai dengan "kisah perjuangan" Ketua LVRI Surabaya Hartoyik dan pemutaran film oleh sejarahwan UI Dr Roesdhy Hoesein itu, Mensos juga mengenalkan buku "Resolusi Jihad" karya Pustaka Tebuireng, Jombang.

"Sejarah itu memang harus ada yang mewariskan dan Resolusi Jihad memang sempat dianggap fiktif, lalu Gus Sholah (Pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang, Jatim) mengirimkan surat ke Leiden dan hasilnya dibukukan ini," katanya.

Sementara itu, Direktur Utama Perum LKBN Antara H Saiful Hadi mengatakan generasi muda banyak yang lupa pada sejarah tentang bagaimana pejuang masa lalu, karena itu LKBN Antara menyelenggarakan diskusi dan pameran foto kepahlawanan.

"Generasi muda itu hanya mendengar dan baca dan tak sepenuhnya memahami dan merealisasikan pada zaman kekinian, karena itu kita melawan lupa dengan mempersembahkan kepada masyarakat, tidak hanya berita kekinian tapi foto dan film masa lalu," katanya.

Pada peringatan Hari Pahlawan 2015, LKBN Antara menggelar dua kegiatan yakni diskusi kepahlawan bertajuk "Kupas Tuntas Peristiwa 10 November" di kantor biro LKBN Antara Jatim dan pameran foto bertajuk "70 Tahun Histori Masa Depan" di Galeri "House of Sampoerna" pada 6-29 November 2015.

Pewarta: Edy M Yakub
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015