Semarang (ANTARA News) - Padi di Jawa Tengah yang kekeringan hingga 10 Februari 2007 mencapai 32.367 hektare, termasuk 1.109 hektare diantaranya puso atau gagal panen, kata Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Jawa Tengah, Ir. Siti Narwanti. Tanaman padi yang kekeringan tersebut, kata Narwanti di Semarang, Senin, berada pada lahan sawah tadah hujan, dan kekeringan sejak sekira awal hingga pertengahan Januari 2007, sehingga padi berumur tujuh hingga 75 hari setelah tanam mengalami gagal panen. Ia mengatakan, tanaman padi yang kekeringan itu melanda 19 kabupaten, terutama di Kabupaten Pati seluas 10.268 hektare, Boyolali 4.823 hektare, Kebumen 4.510 hektare, Grobogan 3.600 hektare, Sragen 1.285 hektare, Rembang 1.871 hektare, Wonogiri 1.151 hektare, dan beberapa daerah lain. Khusus tanaman padi yang puso akibat kekeringan itu, menurut dia, sebagian besar terdapat di wilayah Kabupaten Pati, terutama di Pati Selatan mencapai 1.031 hektare dan sejumlah kabupaten yang wilayahnya lebih kecil, yakni Kabupaten Banjarnegara, Boyolali, Blora, dan Pemalang. Menyinggung adanya hujan yang mengguyur beberapa wilayah Jateng beberapa hari terakhir ini, kata dia, cukup membantu petani yang semula tanaman padinya terancam kekeringan, sebagian tanaman padi itu kini dapat tumbuh hidup kembali dengan baik. "Tanaman padi yang semula akan menguning karena tidak adanya pasokan air. Tetapi setelah adanya hujan yang cukup deras, tanaman padi itu kini menjadi hijau kembali," katanya. Ia menambahkan, adanya guyuran hujan tersebut cukup menggairahkan kembali kalangan petani di Jateng untuk melakukan pengolahan lahan maupun menyiangi tanaman padi yang semula terancam kekeringan supaya dapat berprodukti dengan optimal. Mengenai serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) padi, ia mengatakan, meskipun OPT padi seperti wereng, tikus, dan jenis hama lainnya di Jateng secara umum saat ini dapat dikendalikan, kewaspadaan dan pengendalian terus ditingkatkan untuk mengamankan tanaman pangan tersebut. Gerakan pengendalian wereng coklat kini lebih diintensifkan untuk menekan populasi maupun serangan hama padi tersebut, tanpa mengesampingkan pengendalian hama tanaman padi yang lain seperti tikus dan penggerek batang. Khusus serangan wereng coklat di Jateng keadaan akhir minggu lalu seluas 3.11 hektare, termasuk dua hektare di antaranya puso yaitu di Kabupaten Demak. Serangan wereng coklat tersebut terdapat di Kabupaten Kudus, Demak, Pati, dan Grobogan, katanya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007